Liputan Khusus

Lipsus - Perayaan Natal di NTT Aman, Pdt Samuel Minta Umat Tidak Serakah

Saat ini dunia sedang tidak baik saja, ekonomi terasa lambat, perang masih terjadi, ancaman perubahan iklim serta berbagai tantangan baru.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/AGUS TANGGUR
Dalam semangat menjaga dan merawat toleransi antarumat beragama di wilayah perbatasan Indonesia Timor Leste, umat Muslim di Kabupaten Belu, kembali menunjukkan solidaritas dengan membantu menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas selama Perayaan Misa Malam Natal, Selasa (24/12). 

Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor NTT, H. Ajhar Jowe, S. Sos, M. Ling kepada, Senin (23/12) menjelaskan, kegiatan partisipasi perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi kegiatan rutinitas tahunan dilaksanakan seluruh kader GP Ansor dan Banser se-Indonesia termasuk di NTT.

Untuk di Provinsi NTT, GP Ansor se NTT menerjunkan anggota Ansor maupun Banser, sebanyak 1.000 personil untuk membantu aparat keamanan. “Kami turunkan 1.000 Pasukan untuk partisipasi perayaan Natal bersama TNI dan Polri untuk seluruh kabupaten dan kota se NTT,"  jelas Ajhar.

Dikatakan, kader Ansor di seluruh NTT berperan aktif mewakili kehadiran umat muslim untuk saling membantu pada saat pelaksanaan hari raya umat Kristen di wilayah ini. Pihaknya sudah menginstruksikan ke seluruh Pimpinan Cabang se NTT untuk melakukan koordinasi dengan pihak terkait termasuk pihak rumah ibadah, TNI dan Polri.

Setiap cabang masing-masing lanjutnya, melakukan pemetaan pengamanan sesuai dengan kekuatan personil anggota Ansor dan Banser disetiap tingkatan sampai di wilayah kecamatan.

GP Ansor NTT juga mengajak semua pihak, baik pemuda maupun remaja untuk partisipasi bersama dalam menjaga keharmonisan, kebersamaan dalam suasana Hari Raya Natal dan Tahun Baru bagi keluarga besar umat Kristiani yang tengah merayakan di seluruh wilayah NTT.

Dari Atambua dilaporkan, umat Muslim di Kabupaten Belu membantu menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas selama Perayaan Misa Malam Natal, Selasa (24/12). Kelompok Banser Nahdlatul Ulama (NU), bersama umat Muslim lainnya, turun ke jalan untuk mendukung kelancaran perayaan Natal di Gereja Katedral Santa Maria Immaculata Atambua.

Pantauan Pos Kupang, mereka berperan aktif mengatur arus lalu lintas dan membantu aparat Kepolisian menjaga keamanan, untuk memastikan seluruh rangkaian ibadah berjalan tertib dan aman.

Ketua Nahdlatul Ulama Kabupaten Belu, Rahmat Zainuddin, menyatakan keterlibatan umat Muslim dalam menjaga perayaan Natal telah menjadi tradisi tahunan di wilayah perbatasan ini.

"Kami selalu bergabung dengan aparat keamanan untuk menjaga gereja saat perayaan hari raya. Harapan kami, kerukunan ini terus terjaga sehingga kehidupan masyarakat berjalan aman dan damai," ujar Rahmat.

Sementara Ketua Pemuda Katolik Keuskupan Atambua, Bosco Bereloe, mengungkapkan apresiasinya kepada umat Muslim yang telah memberikan rasa aman dan nyaman bagi umat Katolik yang sedang merayakan Natal.

"Kami sangat berterima kasih kepada saudara-saudari umat Muslim atas dukungannya. Kehadiran mereka memberikan rasa tenang selama ibadah berlangsung," kata Bosco.

"Mari kita terus menjaga semangat toleransi ini demi menciptakan kedamaian bersama," tambah Bosco.

1.916 WBP Terima Remisi Natal

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Nusa Tenggara Timur memberikan remisi Natal 2024 kepada 1.916 warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang tersebar di sejumlah Rutan dan Lapas yang ada di NTT.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwi Kemenkumham NTT Maliki dalam laporan remisi yang diterima ANTARA di Kupang, Sabtu, melaporkan bahwa jumlah tersebut merupakan gabungan dari remisi dengan potongan masa tahanan, dan remisi langsung bebas.

“Untuk yang langsung bebas jumlahnya mencapai 1.913 WBP yang tersebar di seluruh NTT. Sementara yang RK II atau langsung bebas sebanyak tiga orang,” katanya.

Dia merinci untuk WBP yang menerima remisi RK 1 atau pemotongan masa tahanan terdiri dari 15 hari jumlahnya mencapai 324 orang, lalu satu bulan sebanyak 1.194 orang.

Untuk remisi 1 bulan 15 hari sebanyak 320 orang dan dua bulan sebanyak 75 orang, sehingga jumlahnya mencapai 1.913 orang.Kemudian untuk RK II atau yang langsung bebas jumlahnya tiga orang.

Maliki menjelaskan pemberian remisi juga dimaksudkan untuk mempercepat proses reintegrasi sosial, sehingga WBP dapat segera kembali ke tengah masyarakat.

Sementara itu Kakanwil Kemenkumham NTT Silvester Sili Laba menambahkan narapidana juga harus mendapatkan kesempatan yang luas untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan pada sisi lain masyarakat harus berpartisipasi aktif memberikan dukungan dalam pembinaan narapidana sebagai wujud tanggung jawab sosial.

Mereka yang mendapatkan remisi mempunyai syarat-syarat tersendiri, yakni untuk narapidana atau anak pidana berhak mendapatkan remisi apabila berkelakuan baik dengan dibuktikan tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu enam bulan terakhir terhitung tanggal pemberian remisi.

"Selain itu telah mengikuti program pembinaan yang diselenggarakan oleh lapas dengan predikat baik," ujar dia.

Untuk narapidana tindak pidana terorisme, narkotika dan prekursor narkotika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara, kejahatan HAM berat dan kejahatan transnasional lainnya, selain syarat di atas ada syarat tambahan yaitu bersedia bekerja sama dengan penegak hukum.

Kerja sama yang dibangun adalah untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukan; telah membayar lunas denda dan uang pengganti sesuai dengan putusan pengadilan untuk narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana korupsi; telah mengikuti program deradikalisasi yang diselenggarakan oleh lapas dan atau BNPT, serta menyatakan ikrar setia kepada NKRI secara tertulis bagi napi WNI / tidak akan mengulangi perbuatan tindak pidana terorisme secara tertulis bagi napi WNA.

Ia pun berharap mereka yang sudah bebas diharapkan bisa berkelakuan baik saat berinteraksi dengan masyarakat di mana si narapidana tinggal, dan mengerjakan keterampilan yang sudah dipelajari selama menjadi warga binaan.

Lebih lanjut terkait jumlah WBP saat ini yang ada di Rutan dan Lapas di NTT, dia mengatakan bahwa saat ini berjumlah 3.092 WBP dengan rincian 533 tahanan dan 2.559 narapidana.  (cr23/ari/rio/zee/cr19/yon/ant)

 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved