Liputan Khusus

Lipsus - Perayaan Natal di NTT Aman, Pdt Samuel Minta Umat Tidak Serakah

Saat ini dunia sedang tidak baik saja, ekonomi terasa lambat, perang masih terjadi, ancaman perubahan iklim serta berbagai tantangan baru.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/AGUS TANGGUR
Dalam semangat menjaga dan merawat toleransi antarumat beragama di wilayah perbatasan Indonesia Timor Leste, umat Muslim di Kabupaten Belu, kembali menunjukkan solidaritas dengan membantu menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas selama Perayaan Misa Malam Natal, Selasa (24/12). 

Gereja Sempit

Para perayaan Natal di Stasi Keluarga Kudus Nasaret Oebelo, Paroki Sta. Maria Fatima Taklale, Keuskupan Agung Kupang, pada Rabu (25/12) dihadiri ribuan umat yang sebagian besar merupakan warga eks Timor-Timur.

Misa Natal dipimpin Pastor Silvester, CMF, berlangsung khidmat, meskipun banyak umat yang harus berdiri atau duduk di luar gereja karena keterbatasan ruang. Gedung gereja yang kecil tidak mampu menampung seluruh umat, sehingga beberapa dari mereka mengikuti misa yang berdiri di bawah pohon atau tempat duduk lainnya di luar area gereja.

Ketua Panitia Natal, Armindo Gonsalves, menyatakan persiapan telah dilakukan sejak awal bulan, tetapi keterbatasan dana menjadi tantangan utama.

"Kursi yang tersedia tidak mencukupi, sehingga banyak umat yang berdiri di luar. Kami panitia akan berupaya mempersiapkan lebih baik untuk perayaan berikutnya, baik Natal maupun Paskah," ungkap Armindo.

Ia menambahkan, keamanan perayaan malam Natal dan Hari Natal dijaga pihak kepolisian dari Polsek Kupang Tengah, Polres Kupang, serta bantuan dari organisasi THS-THM.

Ketua Stasi, Hubertus Habun, juga mengungkapkan jumlah umat di stasi mereka mencapai 3.687 jiwa dari 760 kepala keluarga.  Jumlah umat yang besar ini dibagi dalam 8 wilayah dan 24 Keluarga Umat Basis (KUB).

"Misa malam Natal umat membludak, hingga banyak yang harus duduk dan berdiri di luar gedung gereja. Kami setiap tahun melaporkan bahwa gereja ini secara fisik terlalu kecil untuk menampung seluruh umat," jelas Hubertus.

Menurut Hubertus, sekitar 90 persen umat di stasi ini merupakan eks pengungsi Timor-Timur, sementara sisanya adalah warga lokal. Untuk mengatasi keterbatasan fasilitas, kata dia panitia yang dibentuk selalu menyediakan kursi tambahan dan tenda, meskipun belum sepenuhnya mencukupi.

Kata dia, perayaan Natal kali ini berlangsung aman dan nyaman berkat persiapan matang dari panitia serta dukungan pihak keamanan. Umat diharapkan tetap menjaga semangat Natal, sembari berharap pada perbaikan fasilitas untuk perayaan mendatang.

"Kami berharap ke depannya dapat mempersiapkan lebih baik, agar umat dapat mengikuti misa dengan lebih nyaman dan khusyuk," tutup Hubertus.

Ia menambahkan bahwa, meskipun dihadapkan pada berbagai keterbatasan, salah satunya gedung, namun semangat Natal tetap menyala di tengah umat Stasi Keluarga Kudus Nasaret Oebelo. 


GP Ansor NTT Kerahkan 1.000 Personil

Dalam semangat keberagaman di Tanah Flobamorata, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Nusa Tenggara Timur (NTT) mengamankan perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Nusa Tenggara Timur.

GP Ansor NTT kerahkan 1.000 anggota Ansor dan Banser turut berpartisipasi secara sukarela menjaga keamanan selama Nataru membantu aparat TNI dan Polri.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved