Cerpen
Cerpen: Pengusaha Muda
Malam penuh syahdu. Roni terpesona dengan keindahan alunan musik orkes yang diaminkan anak-anak biara itu.
“Ini kasus perkelahian”. Roni memutar balik menuju orang bayak itu, sesampai di tempat itu orang itu mereka sudah masukan ke dalam ambulans itu segera pergi dengan terburu-buru.
Roni tidak memedulikannya ia meneruskan perjalanannya. Belum jauh dari tempat kejadian itu tiba-tiba mobil polis lewat dan mengangkut sebuah sepedar motor, sepeda motor mirip dengan sepada motor sang ayah. Tapi Roni tidak memikirkan hal yang aneh-aneh itu.
Setibanya di rumah tak ada seorang pun yang ada di rumah. Roni berpikir mungkin ayah dan ibunya belum pulang dari tempat kerja.
Ketika Roni rehat sejenak, tante Susi tetangganya itu datang dengan wajah penuh kesedihan. “Ada apa tante?” tanya Roni penuh dengan keheranan. Tante Susi lari memeluk Roni.
“Roni maafkan Tante. Ayah dan ibu kamu sekarang ada di rumah sakit, mereka kecelakaan di pasar tadi Roni. Ayah kamu dibunuh,” kata Tante Susi.
Mendengar berita itu Roni diam membisu ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Roni segera ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit Roni tidak bisa menahan air mata, melihat kedua orang yang ia sayang terbaring kaku.
Kata dokter ibu mengalami lumpuh, dan ayah tidak bisa tertolong lagi. Roni sangat terpukul mendengar hal itu.
Ayah yang Roni agungkan dan banggakan hanya bisa terdiam membisu seribu
bahasa dan terbaring kaku dalam peti. “Selamat jalan Ayah.” Tangis Roni ketika berpisah dengan ayahnya untuk selama-lamanya. Roni kini tidak bisa berbuat apa-apa.
“Kamu harus kuat Roni. Jangan putus asa tetap semangat, fokus pada pilihan saat ini.” Nasihat pak Joko teman akrab dari ayahnya Roni.
***
Roni tak seperti yang dulu lagi. Semangatnya mulai menurun, Roni sering terkurung dalam kamar. Ia tidak lagi menjalankan rutinitas seperti biasanya lagi.
Roni kini sangat berubah semenjak kejadian itu. Ia pun memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan panggilannya sebagai biarawan.
Keputusannya itu menggemparkan di kampung halamannya. Nama Roni sekejap mengudara.
“Aku tahu ibu keputusan mengecewakan semua warga di kampung ini yang telah mendukung. Aku ingin membahagiakan ibu, aku tak tega melihat kondisi ibu saat ini,” ujar Roni.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.