Opini

Opini: Tanam, Siram, Tumbuh 

Hewan lari atau terbang menghindari api, tapi tumbuhan berteriak meringis dan mati sesaat atau mati perlahan-lahan. 

|
Editor: Dion DB Putra
mediatani
ILUSTRASI 

Di daratan, petani dan peternak sangat bergantung pada tanaman. Untuk manusia disebut pangan, untuk ternak, pakan. Semua ini ditanam. Pantas Bapak El Tari serukan “Tanam, tanam sekali lagi tanam”. 

Tanam siram atau siram tanam. Serentak. Tidak bisa tanam sebelum siram. Tidak boleh tanam lalu tidak siram. 

Seluruh daratan di mana pun tidak boleh dibiarkan tanpa tanaman. Hanya batu saja yang tidak bisa ditanami. 

Itupun batu masih berguna untuk dirayapi oleh tanaman. Tanah dan tanam itu satu. Dua-duanya perlu siram. Tanah disiram, tanaman disiram. Air itulah bahan siraman. Dari mana air itu? Hujan. 

Hujan turun tanaman tumbuh dengan sendirinya. Jamur pun tumbuh subur di musim hujan. Sayang, di Provinsi kita, Nusa Tenggara Timur, hujan hanya empat bulan. 

Delapan bulan yang lain? Yah, sederhana. Tangkap hujan, jebak hujan. Berbagai cara bisa ditempuh. Pokoknya harus ada air untuk siram dan tanam.

Tumbuhan butuh air. Berarti, tanam-siram-tumbuh perlu air. Tanaman yang ditanam lalu disiram rutin akan menghasilkan berbagai kebutuhan untuk hewan dan manusia. Pangan dan pakan butuh air. 

Papan, perumahan, butuh tanaman. Sandang, butuh tanaman untuk hasilkan serat. Ini mata rantai tak terpisahkan, tanam-siram-tumbuh. 

Kita lalai dan abai dalam yang di tengah itu, siram. Tanaman yang kita tanam, layu dan mati, kita mengeluh, kurang air, tidak ada air untuk siram. Lalu hibur diri, gagal panen. 

Pukul dahi, tepuk dada. Kasihan, menyesal, tanam setengah mati, tumbuh, lalu mati, tanpa hasil. Karena tidak siram.

Jangankan di padang, di halaman rumah pun tanaman pohon, bunga dan sayur, layu, mati di pelupuk mata karena tidak disiram. Tidak ada air, mau siram dengan apa. 

Ternak yang dipelihara pun kurus kering tinggal tulang, karena pakan kurang, air susah. Ternak susah, tuannya sedih. Di rumah, makan kosong karena tidak ada daging, tidak ada ikan. 

Gizi kurang, sampai gizi buruk, stunting, kerdil, cebol, kita saling persalahkan, padahal pokok kesalahan itu pada tiga huruf  ini, TST, “Tanam + Siram + Tumbuh”. 

Dari mana dan di mana bisa ada tumbuhan yang tumbuh kalau tidak ditanam dan disiram?

Untuk tanam harus ada air, wajar, harus. Untuk tumbuh juga harus ada ada air, wajar dan harus. Upaya kita? Siapkan air untuk siram setiap saat, tidak tunggu musim hujan. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved