Opini

Opini: Tanam, Siram, Tumbuh 

Hewan lari atau terbang menghindari api, tapi tumbuhan berteriak meringis dan mati sesaat atau mati perlahan-lahan. 

|
Editor: Dion DB Putra
mediatani
ILUSTRASI 

Oleh:  Anton Bele
Pemerhati Lingkungan Hidup, tinggal di Kota Kupang

POS-KUPANG.COM - “Tanam, tanam, sekali lagi tanam”. Ini seruan klasik  almarhum Bapa Penghijauan Nusa Tenggara Timur, El Tari.  Penulis sebagai rakyat kecil melanjutkan,  “Siram, siram sekali lagi siram”. 

Ini baru bisa tumbuh yang kita tanam. Tanam, tidak siram, percuma, mati. Kita di NTT,  empat bulan hujan, delapan bulan kering. Manusia, hewan dan tumbuhan butuh air untuk hidup. 

Bukan hanya hidup empat bulan lalu layu delapan bulan. Manusia dan hewan bertahan, tanaman tidak. Manusia dan hewan berpindah, bisa lari hindari kegersangan. Tanaman tetap tegak di mana dia ditanam. 

Terik matahari dia tadah sepanjang musim kemarau, delapan bulan, dari Maret sampai Oktober. 

Tanam adalah tindakan manusia yang manusiawi. Tumbuhan apa pun tumbuh sendiri, itu hukum alam. Tanam, siram, pelihara penuh rasa sayang, itu manusiawi. Bayangkan, sudah tanam, biarkan merana dan mati. Sampai hati. 

Ulah kita manusialah yang menghalangi malah merusak hukum alam dengan menebas dan membakar tumbuhan apa pun yang tumbuh sendiri atau ditanam. Di kebun ditebang. 

Di hutan dibabat. Dengan sekali tebas,  api sekali sulut, tanaman mati, hangus terbakar. 

Hewan lari atau terbang menghindari api, tapi tumbuhan berteriak meringis dan mati sesaat atau mati perlahan-lahan. 

Kita manusia sering hanya menonton malah ada yang tambah membakar tanpa rasa sayang sedikit pun. Rumput yang hanya setahun umurnya dalam hitungan menit, lenyap. 

Tapi pepohonan yang hidup belasan, puluhan malah ratusan tahun, berserah diri dilalap api. 

Kulitnya terkelupas, daun-daun hangus, ranting dan batang membara patah, ada yang langsung mati ada yang meraung bertahan dan hidup lagi di musim hujan nanti. Tuhan, Pencipta melihat semua ini.

Tanam apa pun saja yang berguna bagi kehidupan kita manusia, satu kewajiban. 
Tanaman hidup, kita hidup. Kita manusia ini dapat makan dari tiga orang. Petani, Peternak, Nelayan. 

Mereka tiga ini yang hasilkan langsung nasi di piring, daging di mangkok dan ikan di dulang. 

Mereka tiga butuh tanaman. Di laut pun ada tanaman. Di pantai ada bakau, di pesisir bisa ditanam rumput laut. Itu di laut. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved