Opini

Opini: Pangan Lokal dalam Pariwisata

Pangan lokal sebagai unsur budaya masyarakat desa patut mendapat tempatnya dalam pengembangan pariwisata NTT.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
ilustrasi 

Dewasa ini masyarakat lebih banyak mengonsumsi beras impor dan bahan pangan impor lainnya yang tentu saja tidak memiliki narasi mitos dan legenda dari budaya lokalnya. Hal ini bisa mengurangi daya kreatif dan inovatif budaya masyarakat desa.

Manfaat bagi Masyarakat

Mengembangkan wisata kuliner lokal mengandung beberapa manfaat bagi masyarakat lokal yakni pertama bahan bakunya mudah diperoleh dari hasil pertanian di desa sehingga dapat memberi keuntungan ekonomi bagi para petani, nelayan dan peternak di desa. 

Kedua, wisata kuliner lokal dapat membuka lapangan kerja bagi para ibu dan perempuan di desa sehingga mereka tidak tersingkir dari pengembangan pariwisata.

Ketiga, pelestarian lingkungan alam dapat dirawat oleh warga desa sendiri. Keempat, usaha pengembangan wisata kuliner di pedesaan khususnya oleh perempuan, dapat meminimalisasi migrasi perempuan ke luar daerah dalam bentuk TKW atau juga perdagangan orang. 

Kelima, olahan kuliner lokal kiranya dapat menjadi pula menu makanan dalam pariwisata internasional.

Hari Pangan Sedunia 

Setiap tahun pada 16 Oktober ada peringatan Hari Pangan Sedunia oleh FAO (PBB). 

Tahun 2024 ini hari pangan sedunia diperingati dengan tema Right to foods for a better life and a better future, atau hak atas makanan demi kehidupan dan masa depan lebih baik, agar kelaparan dan malnutrisi antarmanusia di dunia dapat diatasi. 

Apa maknanya bagi masyarakat pedesaan? Hak itu melekat juga pada masyarakat pedesaan yang menghasilkan pangan lokal untuk tetap eksis dalam masyarakat kontemporer. 

Hari Pangan Sedunia mengandung pesan bahwa berbagai ragam kuliner lokal pada masyarakat NTT perlu digalakkan dalam pengembangan wisata kuliner.

Tercatat 60 persen wisatawan ke Indonesia tertarik aneka ragam budaya Indonesia dan 35 persen tertarik keindahan alamnya dan selebihnya tertarik wisata minat khusus seperti sport, pendidikan dan kesehatan.

Dari 60 persen wisatawan budaya itu, 45 persennya tertarik pada wisata kuliner (Kompas,14 Maret, 2017,p.1).Kuliner lokal NTT patut menjadi daya tarik food tourism NTT. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved