Lewotobi Erupsi
Lewotobi Erupsi, Siswa Belajar Daring di Rumah, Beredar Wacana Relokasi Sekolah dan Biara SSpS
terkecuali siswa yang rumahnya di wilayah terdampak erupsi mengikuti keluarganya ke posko pengungsian.
"Kami semua terkejut. Kemarin (Selasa, 12 November 2024), saya juga ditelfon soal ini," katanya saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon.
Tiga lembaga ini menjadi aset berharga bagi Kabupaten Flores Timur, NTT. Meski sangat terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, namun kabar relokasi ke luar Flores Timur membuat banyak orang seperti sudah kehilangan.
Anggota DPRD Flores Timur Fraksi Partai NasDem, Abdon Julius, mengatakan warga terdampak dibuat gelisah dengan kabar itu. Meski masih sebatas wacana, namun relokasi sekolah dan biara terasa menyakitkan.
Wakil rakyat Dapil 7 ini menerangkan, bencana telah menyisahkan banyak kerusakan, korban jiwa dan luka-luka.
Apabila ketiga lembaga itu jadi direlokasi demi pertimbangan keamanan, maka jangan sampai keluar dari Flores Timur, sebab dampak kehilangan yang dialami akan bertambah banyak.
"Itu adalah aset Flores Timur yang mesti kita pertahankan. Kalaupun direlokasi, jangan ke wilayah lain. Biara SSpS, SMA Seminari, dan SMP Sanctissika menjadi bagian dari semua orang yang hidup di Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Dulipali, dan sekitarnya," katanya kepada wartawan, Rabu, 13 November 2024.
Abdon berharap, Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur mempertahankan tiga lembaga itu, jika sewaktu-waktu ada rencana relokasi yang lebih serius.
Menurutnya, Biara SSpS, SMA Seminari San Dominggo, dan SMP Katolik Sanctissima telah memberikan karya nyata. Identitas desa-desa di sekitar lembaga itu memiliki hubungan yang sangat erat.
"Kita semua sangat butuh. Semoga wacana ini tidak benar," ujarnya.
Selain menanggapi wacana itu, Abdon Julius juga meminta kepedulian segelintir pihak agar jangan memposting informasi palsu/hoax.
Masyarakat diminta jangan mudah menelan informasi secara mentah-mentah, tanpa tahu sumber serta kebenarannya.
"Mereka sedang merasakan kehilangan dan trauma, jangan lagi menambah informasi yang menyakiti perasaan orang," harapnya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.