Lewotobi Erupsi
Lewotobi Erupsi, Siswa Belajar Daring di Rumah, Beredar Wacana Relokasi Sekolah dan Biara SSpS
terkecuali siswa yang rumahnya di wilayah terdampak erupsi mengikuti keluarganya ke posko pengungsian.
Salah satu siswa SMA Seminari San Dominggo, Nazarius Kedang Koban, mengaku sangat merindukan suasana belajar di dalam ruang kelas bersama teman-temannya yang datang dari pelbagai daerah di NTT.
Siswa kelas XII-2 IPS asal Desa Lerek, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata sudah berada di rumahnya sejak Senin, 14 November 2024. Mereka sebelumnya menyelamatkan diri dari Asrama Seminari ke Desa Lewolaga, Kecamatan Titehena.
"Semoga suatu saat nanti bisa kembali ke sekolah, saat semuanya sudah membaik dan Gunung Lewotobi Laki-laki kembali normal," katanya.
Muncul Wacana Relokaso Sekolah dan Biara
Setelah bangunan luluhlantak dihantam batu dan material panas ikutannya, muncul kabar yang sangat mengejutkan. SMA Seminari San Dominggo, SMPK Sanctissima Trinitas, dan Biara SSpS bakal direlokasi ke tempat lain.
SMA Seminari San Dominggo Hokeng bakal direlokasi ke Lamanabi, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur. SMPK Sanctissima akan dipindahkan ke Kewapante, Kabupaten Sikka. Begitu pula para suster bersama novisiat dan postulan akan dipindahkan ke Lela, Kabupaten Sikka.
Wacana pemindahan semakin mengemuka di media sosial facebook, whatsapp, dan tiktok.
Informasi ini membuat warga di Desa Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, Dulipali, dan sekitarnya sangat sedih. Sebab ketiga instansi ini sudah menjadi ciri khas dan indentitas tersendiri bagi wilayah-wilayah itu.
Meski masih wacana yang belum diketahui kebenarannya, namun tak sedikit orang malah mempercayai informasi lewat potongan pesan yang mengumbar nama salah satu pastor serta Suster (Sr) Superior Biara SSpS.
Informasi ini sudah marak bahkan semakin tersebar luas. Tanda tanya besar pun muncul, apakah benar SMA Seminari San Dominggo, Biara SSpS, dan SMPK Sanctissima bakal dipindahkan?
Menanggapi hal itu, Rektor Seminanari San Dodominggo Hokeng, RD. Martin Kapitan, menegaskan relokasi sekolah masih sebatas wacana atau belum menjadi sebuah keputusan.
Ia menerangkan, relokasi sekolah merupakan keputusan resmi dari Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung. Ia menyayangkan informasi yang beredar tanpa konfirmasi itu.
"Relokasi Seminari masih sebatas wacana, belum merupakan keputusan resmi dari yang berwenang, yaitu bapak Uskup. Yang beredar di media sosial itu, informasi lepas tanpa konfirmasi ke pihak yang berwenang," katanya.
Romo Martin menambahkan, butuh kajian ilmiah dari para ahli kebumian, kegunungan, kebencanaan, serta pihak yang berkompeten lainnya.
Koordinator JPIC SSpS Flores Bagian Timur, Sr. Wilhelmina Kato, SSpS, terkejut dengan informasi tersebut. Wilhelmina bahkan baru tahu kabar itu dari Ketua DPRD Flores Timur, Albert Ola Sinior dan anggota DPRD, Abdon Julius.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.