Opini
Opini: Gubernur NTT Versi Presentasi
Untuk dapat menilai tiga paslon tentu agar tidak terkesan sekadar berpihak maka acuan kita mesti pada Steve Jobs.
Bagi Jobs, cara terbaik adalah membatasi presentasi hanya pada 3 hal yang diharapkan akan diingat oleh pendengar.
Dalam presentasi visi dan misi, ketiga paslon hadir secara sangat berbeda. Ansy Lema dan Jane cukup mendekati apa yang diharapkan oleh Jobs.
Gambar keduanya yang tersenyum dijadikan sentral yang didukung oleh narasi dari Ansy dan dukungan gerak Jane memperlihatkan beberapa tulisan singkat.
Cara ini menarik karena dalam sebuah debat yang melelahkan, banyak pemirsa yang hanya akan fokus kepada jagoannya masing-masing. Karena itu memperpanjang kata-kata hanya akan membosankan.
Cara seperti ini yang justru dimanfaatkan secara cerdas oleh Jane dan Ansy.
Presentasi Laka Lena dan Asadoma juga menarik. Keduanya menampilkan data-data yang cukup banyak. Di satu pihak menggambarkan bahwa mereka adalah pasangan yang sangat serius dan komprehensif.
Hal ini bisa menimbulkan decak kagum karena memunculkan kesan mereka mau agar apa yang disampaikan ‘tertulis’ dan menjadi kekuatan untuk menuntut mereka kelak.
Pada sisi lain, presentasi yang lebih fokus kepada diri (seperti Ansy dan Jane) bisa saja terkesan retorikal belaka tetapi tidak menjadi ungkapan yang tercatat dan dapat diminta pertanggungjawaban.
Tetapi bila berpijak pada ‘rule of three’, maka apa yang diungkapkan oleh Laka Lena dan Asadoma terlalu banyak. Pemirsa yang netral akan kesulitan mengingat apa yang dikatakan.
Selain itu data seperti pada Steve Jobs digunakan secara kuat. Dalam salah satu slidenya, Jobs hanya menulis: 5 M songs purchased and downloaded every day (5 jt lagu dibeli dan didownload setiap hari yang berarti 58 lagi per detik), merupakan contoh betapa angka itu begitu dibatasi agar lebih menarik perhatian.
Dalam arti ini maka presentasi data yang terlalu banyak dari Laka Lena-Asadoma perlu dibenahi dalam presentasi berikutnya.
Hal yang sedikit lebih dari jauh dari cara presentasi Steve Jobs adalah pasangan Kamlasi-Garu.
Penjelasan tentang 3 program SIAGA: Siaga Air dan Energi, Siaga sosial (pendidikan, kesehatan, ekonomi), dan SIAGA Tata kelola birokrasi dan hukum semestinya sangat menarik.
Sayangnya dalam presentasi, model presentasi yang diharapkan masih sangat jauh. Kamlasi-Garu malah menampilkan semua isi yang akan disampaikan bak guru yang mengajar sambil meminta siswanya mencatat semua poin yang tentu saja sangat menjenuhkan.
Cara presentasi Kamlasi-Guru seperti inilah yang mestinya jadi perhatian.
Opini: Ketika Pengumuman Bupati Membatalkan Nasib dan Menabrak Tembok Hukum |
![]() |
---|
Opini - OVOP NTT: Kompleksitas Program dan Kesiapan Implementasi |
![]() |
---|
Opini: Sekolah Rakyat, Peluang Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Memutus Rantai Kemiskinan |
![]() |
---|
Opini: Janji Manis yang Beracun, Tragedi Makan Gratis di SMPN 8 Kota Kupang |
![]() |
---|
Opini: Tarif Trump, Simfoni Proteksionisme di Tengah Diplomasi yang Gagap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.