Opini
Opini: Gubernur NTT Versi Presentasi
Untuk dapat menilai tiga paslon tentu agar tidak terkesan sekadar berpihak maka acuan kita mesti pada Steve Jobs.
Kalau aspek ini tidak dikemas secara baik maka pemirsa (rakyat) akan membaca betapa jauhnya cara menangkap perhatian pemirsa hal mana berimbas negatif terhadap daya tarik masyarakat.
Dari segi kerja sama, harus diakui bahwa paslon Ansy-Jane masih lebih didominasi Ansy sementara Kamlasi-Garu lebih didominasi Kamlasi. Hal itu sangat terlihat saat presentasi di awal.
Hal ini berbeda dengan Laka Lena-Asadoma yang lebih terencana pembagian tugasnya. Lebih lagi Laka Lena yang memberi proporsi kepada Asadoma merupakan hal berbeda yang menarik perhatian.
Tetapi kembali kepada cara presentasi visi dan misi, tentu apa yang dikatakan di sini bersifat ‘deabatable’ alias bisa diperdepatkan.
Model presentasi Ansy-Jane bisa saja sangat menyapa generasi milenial dengan kelompok yang tentu saja cukup banyak.
Sementara itu pasangan Laka Lena-Asadoma akan sangat menarik perhatian kelompok akal sehat yang lebih melihat manfaat logis daripada debat kusir.
Bagi mereka, NTT yang masih jauh dari kekuatan sendiri untuk bisa menghasilkan PAD, harus realistis berharap bantuan dari pusat.
Sementara Kamlasi–Garu bisa saja menangkap perhatian orang-orang desa yang tidak termasuk dua kelompok di atas.
Mereka lebih melihat betapa pensiunan dini TNI AD itu rela meninggalkan kenyamanan karir hanya demi membangun NTT.
Dalam arti ini, ketiga paslon ini punya peluang yang sama. Tetapi karena kita di era digital, maka penguasaan teknik dan taktik presentasi dengan daya sebar luas bukan tak mungkin akan sangat menentukan kemenangan ketimbang cara lainnya.
Karena itu kesediaan untuk lebih melatih diri dalam Public Speaking dan belajar dari presentasi ‘ala Steve Jobs’ bisa saja membantu di tiga minggu terakhir menjelang Pilkada 27 November 2024 nanti. (*)
Opini: Ketika Pengumuman Bupati Membatalkan Nasib dan Menabrak Tembok Hukum |
![]() |
---|
Opini - OVOP NTT: Kompleksitas Program dan Kesiapan Implementasi |
![]() |
---|
Opini: Sekolah Rakyat, Peluang Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Memutus Rantai Kemiskinan |
![]() |
---|
Opini: Janji Manis yang Beracun, Tragedi Makan Gratis di SMPN 8 Kota Kupang |
![]() |
---|
Opini: Tarif Trump, Simfoni Proteksionisme di Tengah Diplomasi yang Gagap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.