Opini
Opini: Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan
Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan menggambarkan dualitas, yaitu keseimbangan antara dua kekuatan.
Filosofi Kehidupan
Penamaan Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan lebih dari sekadar label geografi untuk dua puncak yang terpisah. Ia merupakan sebuah filosofi hidup yang sarat dengan makna dan pelajaran berharga.
Bagi masyarakat Larantuka, kedua gunung ini bukan hanya simbol alam, tetapi juga perwujudan dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari kehidupan mereka—keseimbangan, saling menghargai, dan kerjasama antara berbagai elemen kehidupan.
Dalam pandangan mereka, gunung-gunung ini mengajarkan pentingnya harmoni antara laki-laki dan perempuan, serta antara manusia dengan alam, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan penuh kedamaian.
Penamaan tersebut mengingatkan kita akan pentingnya saling melengkapi antara dua kekuatan yang berbeda namun tak terpisahkan.
Seperti halnya Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan, yang berdiri berdampingan, demikian pula dalam kehidupan, peran laki-laki dan perempuan seharusnya saling mendukung dan bekerja sama.
Laki-laki sebagai pelindung dan pencari nafkah, dan perempuan sebagai penjaga kehidupan dan kasih sayang, keduanya memiliki kontribusi yang sangat vital dalam menciptakan keseimbangan sosial dan keluarga.
Filosofi ini menekankan bahwa kehidupan yang seimbang hanya dapat terwujud jika kedua pihak menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan rasa saling menghargai.
Selain itu, filosofi yang terkandung dalam penamaan Gunung Lewotobi juga mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam. Alam bukanlah sesuatu yang bisa dieksploitasi tanpa batas, melainkan entitas yang harus dihormati dan dilindungi.
Seperti halnya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang membutuhkan keseimbangan untuk tercipta harmoni, hubungan antara manusia dan alam juga membutuhkan keselarasan agar kehidupan kita tetap berkelanjutan.
Dengan demikian, penamaan Gunung Lewotobi bukan sekadar simbol fisik dari dua puncak gunung, tetapi juga sebuah pelajaran hidup yang mendalam.
Ia mengingatkan kita akan pentingnya menghargai peran masing-masing, baik dalam hubungan antarmanusia maupun dengan alam, untuk menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan.
Filosofi ini mengajak kita untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan, karena hanya dengan menjaga keseimbangan, kita bisa mewujudkan dunia yang lebih baik bagi semua. (*)
Gunung Lewotobi Perempuan
Gunung Ile Lewotobi Laki-laki
Opini Pos Kupang
Yoseph Yoneta Motong Wuwur
Kabupaten Flores Timur
Erupsi Lewotobi
Opini: Prada Lucky dan Tentang Degenerasi Moral Kolektif |
![]() |
---|
Opini: Drama BBM Sabu Raijua, Antrean Panjang Solusi Pendek |
![]() |
---|
Opini: Kala Hoaks Menodai Taman Eden, Antara Bahasa dan Pikiran |
![]() |
---|
Opini: Korupsi K3, Nyawa Pekerja Jadi Taruhan |
![]() |
---|
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.