Opini
Opini: Pesta Semua Orang Kudus dan Makna Panggilan Hidup Kristiani
Pertama, kekudusan - yang merupakan panggilan kepada kesempurnaan cinta dan kepenuhan hidup bersama Allah - berlaku bagi semua orang Katolik.
Realitas itu adalah Allah. Tujuan menjalani hidup yang demikian adalah untuk merasakan penderitaan orang lain seperti yang dilakukan Yesus.
Cara hidup yang demikian memang tidak menjadi jaminan keselamatan atau persekutuan yang sempurna dengan Allah karena keselamatan itu bergantung pada belas kasih Allah (the mercy of God).
Namun demikian, cara hidup semacam itu setidaknya memenuhi undangan Yesus dalam injil untuk saling mengasihi, melayani, dan mencari kerajaan Allah terlebih dahulu karena itulah yang lebih penting dalam hidup sebagai orang Kristiani.
Keempat, panggilan sebagai orang Kristiani adalah sebuah panggilan untuk membentuk persekutuan yang direalisasikan dalam hidup sehari-hari atas dasar iman akan Yesus Kristus.
Kekudusan hidup seorang Kristiani yang berpuncak pada persekutuan dengan Allah sejatinya dimulai dari persekutuannya dengan sesama dalam hidup sehari-hari atas dasar iman akan Kristus.
Persekutuan yang dilandasi atas dasar iman akan Yesus itu merupakan ekspresi synodality yang menjadi grandnarative dalam kehidupan Gereja hari-hari ini.
Bahwasanya perjuangan menuju kekudusan selalu dilihat dan dijalani dalam komunitas iman. Karena Gereja bukanlah realitas yang terfragmentasi. Gereja merupakan sebuah persekutuan.
Karena itu, Gereja selalu berjalan bersama sebagai pilgrims of hope menuju kepada persekutuan dengan Allah.
Tantangan Hidup Kristiani
Menjadi orang Kristiani - yang puncaknya adalah kekudusan - bukanlah sesuatu yang mudah karena mereka tidak hanya mengikuti Yesus yang bangkit (The resurrected Christ) tetapi juga Yesus yang menderita dan wafat di kayu salib.
Dan karena itu selalu ada misteri paskah (pascal mystery) dalam hidup seorang Kristiani. Selalu ada tantangan yang menghadang. Tantangan hidup Kristiani dewasa ini sekurang-kuranya ada tiga, yakni:
Pertama, materialisme. Pandangan hidup ini merupakan sesuatu yang sangat berbahaya dalam kehidupan iman Kristiani.
Ia berbahaya karena ia cenderung mendeifikasi atau mendewa-dewakan hal-hal yang bersifat material.
Bahwasanya hal-hal yang bersifat material lebih penting dan bernilai daripada hal-hal spiritual. Implikasinya terciptalah kehidupan sosial yang konsumtif dan hedonis.
Dalam realitas hidup yang semacam ini orang cenderung bersikap barbar. Mereka akan selalu terdorong untuk memenui nafsu dan keinginnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.