Opini
Opini: Mendorong Penguatan Program NTT Membaca NTT Menulis
IPM NTT menempati urutan ke-32 dari 34 provinsi di Indonesia, hanya lebih tinggi sedikit dari Provinsi Papua dan Papua Barat.
Langkah Tepat
Peluncuran Program NTT Membaca NTT Menulis adalah sebuah langkah tepat untuk merespon buruknya kondisi literasi di NTT.
Pembiasaan literasi dengan membaca buku non mata pelajaran selama 15 menit dan menulis 15 menit patut digalakkan di semua sekolah demi mendorong peningkatan minat baca di kalangan generasi muda.
Penelitian Zulham (2022) menunjukkan bahwa pembiasaan membaca buku non mata pelajaran selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai berhasil meningkatkan minat baca peserta didik di Kabupaten Luwu Utara.
Peningkatan minat baca berpengaruh pada perbaikan prestasi peserta didik.
Dalam penelitiannya terhadap siswa autis, Helfiana, dkk. (2023) menemukan bahwa Gerakan Literasi 15 menit sebelum Proses Belajar Mengajar (PBM) sangat efektif menumbuhkan minat baca siswa pada autis kelas 4.
Hal ini dilihat dari hasil ketuntasan indikator keefektifan minat baca, dengan kegiatan Literasi 15 menit siswa autis terdapat perubahan signifikan dalam mengenal huruf dan minat membaca siswa meningkat.
Selain membaca, Program Menulis juga penting diperhatikan. Dengan menuliskan kembali materi yang telah dibaca, siswa akan terbantu memahami bacaan.
Pemahaman akan bacaan merupakan inti dari proses membaca. Dengan pemahaman yang baik akan tercipta karakter dan perilaku yang baik. Dengan kata lain, kualitas generasi bangsa meningkat ketika mereka terliterasi dengan baik.
Menulis membantu siswa mampu memproduksi ide dan gagasan yang dapat dibagikan kepada yang lain.
Melalui membaca (receptive skill), siswa menerima dan melalui menulis (productive skill) siswa membagikan kekayaan ide dan gagasan yang dimiliki.
Menulis merupakan keterampilan yang sangat berguna dalam berbagai lini kehidupan, pekerjaan dan tugas di masa depan.
Faktor Kunci
Program NTT Membaca NTT Menulis layak didukung dan diperkuat. Faktor kunci yang penting diperhatikan adalah konsistensi dalam melaksanakannya.
Banyak program baik yang telah dilaksanakan selama ini namun kandas dan gagal karena ketidakkonsistenan dari pemangku kepentingan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.