Opini
Opini: Mendorong Penguatan Program NTT Membaca NTT Menulis
IPM NTT menempati urutan ke-32 dari 34 provinsi di Indonesia, hanya lebih tinggi sedikit dari Provinsi Papua dan Papua Barat.
Pengetahuan, keterampilan, kemampuan bernalar dan berpikir kritis serta karakter yang terbentuk secara baik sangat berguna dalam meraih hidup yang sejahtera.
Tokoh-tokoh dunia yang sukses dalam berbagai bidang kehidupan merupakan individu-individu yang sangat literat. Mereka adalah pembaca yang ‘rakus’ dan ‘gila’ yang konsisten menyiapkan waktu khusus untuk membaca.
Rapor Buruk
Data yang diambil dari Rapor Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur 2023 menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi anak didik di Nusa Tenggara Timur tergolong rendah.
Asesmen terhadap 869 SMA yang terdiri dari 33.433 peserta didik, 733 kepala sekolah dan 20.214 guru menunjukkan hasil yang miris.
Kemampuan literasi peserta didik NTT masuk kategori kurang dimana kurang dari 50 persen peserta didik tidak mampu mencapai angka batas kompetensi minimum.
Kemampuan numerasi juga setali tiga uang. Kurang dari 50 persen peserta tidak melewati angka batas kompetensi minimum.
Kemampuan literasi dan numerasi yang rendah ternyata turut berkontribusi pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTT.
Data BPS NTT 2024 menunjukkan bahwa IPM NTT adalah sebesar 66,68 dan berada di bawah IPM nasional sebesar 74,39.
IPM NTT menempati urutan ke-32 dari 34 provinsi di Indonesia, hanya lebih tinggi sedikit dari Provinsi Papua dan Papua Barat.
Literasi yang rendah juga berkontribusi pada kerugian sebesar Rp 209 triliun per tahun berdasarkan laporan World Literacy Foundation (2023).
Sebuah angka kerugian fantastis yang hanya kalah oleh Meksiko yang merugi Rp 300 triliun.
Andai dana sebesar itu dapat dihemat maka dapat digunakan untuk kepentingan pendidikan lain yang lebih urgen.
Laporan Kompas.id (15 Oktober 2024) menemukan bahwa pada level perguruan tinggi sekalipun, masih terdapat mahasiswa yang tidak lancar membaca terutama membaca angka.
Masalah yang tentu tak lepas dari akar soal lemahnya tingkat literasi dan numerasi di level pendidikan sebelumnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.