Opini

Opini: Prabowo-Gibran, Simbiosis atau Ketidakpastian? 

Hemat saya  kita perlu merenungkan apakah Indonesia akan memasuki era baru yang stabil atau terjerumus lebih dalam ke dalam ketidakpastian.

|
Editor: Dion DB Putra
KOMPAS.COM/FIKA NURUL ULYA
Presiden Prabowo Subianto didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ketika mengumumkan Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (20/10/2024) malam. 

Munculnya Gibran ke panggung nasional, meskipun masih muda dan relatif belum berpengalaman di politik nasional, memunculkan kekhawatiran bahwa politik  Indonesia semakin dikuasai oleh segelintir keluarga yang berkuasa.

Pengamat hukum tata negara dari Universitas Airlangga, Zulkifli Lubis, menyatakan bahwa “keterpilihan Gibran sebagai Wakil Presiden adalah cerminan dari dominasi politik keluarga di Indonesia, yang bisa menjadi ancaman bagi demokrasi yang inklusif dan partisipatif” (Detik, 2023). 

Ini adalah isu yang sensitif dan bisa mempengaruhi legitimasi pemerintahan Prabowo-Gibran di mata masyarakat.

Mampukah Simbiosis Berlanjut?

Masa depan koalisi Prabowo-Gibran penuh dengan tantangan, baik dari dalam maupun luar pemerintahan. 

Di satu sisi, mereka harus bisa menjaga keseimbangan internal untuk memastikan bahwa perbedaan pandangan tidak mengganggu jalannya pemerintahan. 

Di sisi lain, mereka harus menghadapi tantangan eksternal seperti kondisi ekonomi global yang tidak menentu, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik yang bisa mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia.

Pemerintahan ini juga dihadapkan pada tantangan besar dalam hal pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan pengentasan kemiskinan yang masih menjadi isu utama di beberapa daerah, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Jika pemerintahan Prabowo-Gibran tidak mampu memberikan solusi konkret atas masalah-masalah ini, hemat saya dukungan publik bisa dengan cepat beralih menjadi kekecewaan.

Namun, jika mereka berhasil mengatasi perbedaan internal dan menjalankan program-program yang pro-rakyat, pemerintahan ini bisa menjadi contoh dari simbiosis politik yang produktif. 

Dalam hal ini, keduanya harus menunjukkan kepemimpinan yang kompak dan visioner, serta mampu mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Kesimpulan

Pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden membawa harapan besar bagi sebagian kalangan, namun juga menimbulkan kekhawatiran yang signifikan. 

Koalisi ini, meskipun di atas kertas terlihat menjanjikan, akan diuji oleh berbagai tantangan di masa depan. 

Apakah mereka mampu menciptakan simbiosis politik yang stabil, atau justru memperdalam ketidakpastian di tengah masyarakat? 

Hanya waktu yang bisa menjawab pertanyaan ini, namun satu hal yang pasti: perjalanan politik mereka baru saja dimulai. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved