Opini

Opini: Belajar Kreatif dan Mandiri

Kisah tokoh dalam Lamafa mengajarkan bahwa untuk bertahan hidup, seseorang harus berani mengambil risiko. Ia tidak menyerah pada kenyataan. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Thomas K. Swalar 

Jika dicermati, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu canggih, tentu akan sangat membantu kalau dalam benak mereka untuk bisa menciptakan lapangan kerja baru.

Segala akses sudah tersedia, tetapi mereka tidak jeli membaca dan memanfaatkan peluang tersebut. Dalam benak mereka seolah hanya PNS dan P3K menjadi satu-satunya jawaban. 

Pola pikir seperti ini perlu diubah dan lebih diarahkan bagaimana menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri dan juga bagi banyak orang.

Ekspektasi sosial

Sebagai bangsa dengan nilai kekeluargaan tinggi, banyak generasi muda yang merasa terikat dengan ekspektasi keluarga untuk mendapatkan pekerjaan yang dianggap pasti dan terjamin. 

Pekerjaan dengan jaminan pasti seperti PNS atau P3K menjadi ekspektasi bahkan gengsi sosial di tengah masyarakat. 

Dalam hal ini, menjadi PNS atau P3K menjadi semacam prestasi dan prestise sosial yang dapat mengangkat status seseorang di mata masyarakat.  Lamafa menyentuh hal yang sama melalui cara berbeda. 

Lamafa menyodorkan sekaligus menyajikan pesan kehidupan bagaimana pentingnya bekerja keras bukan sekadar memenuhi kebutuhan pribadi tetapi juga keluarga dan komunitas dalam arti lebih luas. 

Dalam novel ini, masyarakat pesisir (Lamalera, misalnya) bekerja keras dan menghadapi bahaya untuk menyediakan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga dan generasi penerus.

Nilai-nilai ini menantang pandangan generasi sekarang yang mungkin cenderung mencari jaminan individu dan keluarga dibandingkan berkontribusi bagi komunitas yang lebih luas.

Lamafa juga memberikan perspektif berharga tentang semangat menjadi petarung, kreatif, dan mandiri dalam menghadapi tantangan hidup dalam konteks yang lebih luas di luar latar novel tersebut.

Fenomena generasi saat ini yang lebih memilih jalur aman menjadi PNS dan P3K ketimbang menciptakan lapangan kerja mencerminkan pergeseran nilai yang berbeda dari dari tokoh utama dalam Lamafa yang lebih menekankan keberanian dan kemandirian.

Meskipun tidak semua generasi muda harus menjadi pengusaha, nilai-nilai ini penting dalam mendorong semangat inovatif dan jiwa kewirausahaan di tengah ketidakpastian.

Belajar dari novel Lamafa berarti generasi muda harus melihat peluang dan tantangan yang terbentang luas. 

Generasi muda harus melengkapi diri dengan berbagai kemampuan dan keterampilan sehingga memudahkan mereka untuk dapat melahirkan terobosan atau inovasi baru sebagai sumber kehidupan.

Menjadi generasi milenial adalah orang yang sanggup dan mampu melihat setiap peluang dan berani untuk mencoba. 

Generasi muda bukan lagi kelompok yang bukan sekadar menunggu bola tetapi harus proaktif menjemput bola. Hanya dengan demikian, generasi muda tak akan tergilas waktu yang terus bergerak. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved