Opini
Opini: Belajar Kreatif dan Mandiri
Kisah tokoh dalam Lamafa mengajarkan bahwa untuk bertahan hidup, seseorang harus berani mengambil risiko. Ia tidak menyerah pada kenyataan.
“Hemmm sarjana sosial dengan lulusan cum laude kok pulang kampung jadi lamafa (juru tikam paus), sih?”
Johanes tertawa. Nada suaranya terdengar sinis.
Saya tersentak. Johanes adik saya, mahasiswa hukum semester terakhir punya cara pandang yang beda pada sosok seorang lamafa.
Dalam konteks ini, Johanes, tokoh utama novel ini ingin menunjukkan kepada generasi muda sekarang bahwa pendidikan adalah tempat menimbah ilmu dan dari ilmu yang diperoleh harus dimanfaatkan untuk kehidupan banyak orang.
Ilmu yang diperoleh harus dapat digunakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang dapat menyerap tenaga kerja.
Itulah ilmu yang sesungguhnya. Tetapi jika belum dapat diamalkan, maka ilmu yang didapatkan di bangku pendidikan hanyalah konsep yang terus ada dalam otak.
Tokoh-tokoh dalam Lamafa, terutama para nelayan yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka di laut menggambarkan tekad besar untuk menghadapi tantangan hidup.
Semangat dan keberanian ini adalah elemen yang hilang di kalangan generasi yang lebih memilih jalur aman.
Dalam Lamafa, hidup adalah perjuangan dan setiap tokohnya terutama tokoh utama berupaya untuk menciptakan nilai bagi komunitasnya meskipun harus menghadapi berbagai risiko.
Cara pandang
Ketika generasi sekarang lebih memilih jalur PNS atau P3K, mereka mungkin mengabaikan nilai keberanian dan kemandirian seperti yang diusung dalam novel ini.
Kisah tokoh dalam Lamafa mengajarkan bahwa untuk bertahan hidup, seseorang harus berani mengambil risiko. Ia tidak menyerah pada kenyataan.
Dalam konteks ini, karya Bataona mengilustrasikan betapa pentingnya kreativitas, kemandirian dan keberanian dalam menciptakan peluang yang tidak selalu ditemukan di dunia yang serba pasti seperti PNS.
Saat ini, yang berkembang dan menjadi pemandangan nyata di tengah masyarakat yaitu generasi muda tidak mau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Mereka hanya duduk menunggu kapan ada peluang seleksi PNS atau P3K.
Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa generasi muda saat ini tidak berani untuk mengambil risiko. Mereka hanya mencari titik teraman yang mungkin mendatangkan kepastian dalam hidupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.