Opini

Opini: Menuju Kemenangan Pilkada dengan Kampanye Digital

Jika diperhatikan tidak sedikit dari calon yang mengandalkan teknologi informasi sebagai pilar utama untuk menarik simpati pemilih.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/HO
Dosen Program Studi Teknik Informatika STIKOM Uyelindo Kupang, Max ABR. S. Lenggu, S.Kom.,M.T. 

Pada pembelajaran berkelanjutan terdapat setidaknya 2 (dua) hal yang dilakukan antara lain, Menganalisis sentimen dari media sosial atau berita untuk memahami bagaimana kandidat atau isu dipersepsikan oleh masyarakat, dan Optimasi iklan untuk memilih waktu terbaik dalam mempublikasikan konten atau iklan agar bisa dilihat oleh audiens yang lebih besar.


5. Iklan Digital berbasis Algoritma

Iklan kampanye yang dipublikasikan oleh para kandidat tidak sedikit yang asal-asalan dalam penentuan warta, tata letak tanpa memperhatikan psikologi pemilih saat melihat atau menonton iklan kampanye yang dipublikasikan.

Salah satu jalan keluar untuk masalah ini adalah iklan digital berbasis algoritma. Dengan model iklan digital berbasi algoritma, maka sang kandidat dapat menargetkan pemilih yang belum yakin atau pemilih potensial.

Dengan memanfaatkan platform iklan digital ber-algoritma maka kampanye politik dapat Mengirimkan pesan khusus kepada pemilih yang memiliki minat atau perhatian tertentu, seperti isu ekonomi, isu perubahan atau lingkungan dan lain sebagainya.

Iklan digital ber-algoritma juga dapat Melacak efektivitas iklan secara real-time dan menyesuaikan strategi iklan.


6. Live Streming

Melalui kegiatan live streaming kandidat dapat memaparkan kinerja pemeritanhan yang akan berjalan sehingga masyarakat dapat diberi gambaran mengenai tingkat kepuasan.

Ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja kepala daerah sebelumnya sering kali berujung pada tidak terpilihnya kembali. Materi kampanye politik sepatutnya menyampaikan kinerja dengan santun dan elegan, demi mencitakan harmoni dimasa depan. 

Sebagai bagian dari masyarakat pendapat saya, pada setiap kegiatan live streaming sebaiknya mengangkat topik-topik/isu yang dibutuhkan seperti: Isu Korupsi dan Skandal,  Ketidakpuasan terhadap kebijakan, Persaingan yang Kuat, Ketidakpuasan Partai Pendukung, Perubahan  Preferensi Pemilih,Tingkat Kepuasan Publik Rendah, Pengaruh Ekonomi, Penyalahgunaan Anggaran, Infrastruktur yang Buruk, Pelayanan Publik yang Lambat, Ketidakmampuan Mengatasi Kemiskinan, Pengelolaan Lingkungan yang Buruk, Tingkat Kriminalitas Tinggi, Kesehatan Masyarakat yang Buruk, Tidak Adanya Pengembangan Ekonomi Daerah,  Kurangnya Transparansi dan Akuntabilitas, Pendidikan yang Tidak Berkembang, Pengembangan Sumberdaya, serta Aksesibilitas baik nyata maupun melalui platform digital. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved