Opini

Opini: Calon bukan Balon

Di sudut-sudut kota, foto dan baliho nyaris memiliki pola yang sama. Semua foto ditampilkan dengan tangan mengepal.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/FB LASARUS JEHAMAT
Lasarus Jehamat. 

Dalam With Power Comes Responsibility, McKeown (2024) menyebutkan bahwa dalam dirinya, politik harus diisi oleh agen moral. 

Agen moral ini yang bertanggung jawab atas ketidakadilan struktural global, nasional, dan lokal. Sebagai agen moral, politik dan terutama politisi bertanggung jawab untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. 

Jika politik tidak bisa menjadi agen moral, rakyat dengan caranya masing-masing melakukan gerakan perubahan.Gerakan perubahan adalah tindakan perlawanan dalam bentuknya yang lain. 

Dalam studinya, McKeown mendapatkan gambaran bahwa politik sekarang dipenuhi oleh apa yang disebut dengan ketidakadilan sosial. 

Ketidakadilan sosial sesungguhnya dihasilkan dari sistem dan proses politik yang salah. Menurut McKeown, pilihannya ialah meluruskan jalan keadilan yang bengkok itu atau tetap menjaga ritme ketidakadilan dengan implikasi memunculkan ketidakadilan baru. 

Inilah tantangan politik kontemporer.Tugas politik adalah merumuskan model pertanggungjawaban elite pada masyarakat.

Harus diakui bahwa denyut politik saat ini lebih banyak berisi janji utopia ketimbang membangun kesadaran emansipatoris (Abensour, dkk, 2024). 

Padahal, politik membutuhkan kesadaran emansipatif untuk bisa keluar dari berbagai macam tekanan sosial. 

Menurut Abensour, dkk, sementara sebagian besar teori demokrasi modern berkonsentrasi pada cara demokrasi diatur secara institusional, Abensour, dkk mendukung peralihan demokrasi radikal dengan berteori tentang demokrasi sebagai cara tindakan yang terus-menerus menantang tatanan yang dipaksakan secara hirarkis melalui kontestasi yang berkelanjutan. 

Abensour menguraikan teorinya tentang demokrasi pemberontakan dalam demokrasi melawan negara. Dia menunjukkan antagonisme fundamental antara negara sebagai institusi yang dikendalikan oleh sekelompok individu yang memiliki kekuasaan atas demos. 

Pada akhirnya, negara adalah institusi yang heteronom, hierarkis, direifikasi, dan relasi.

Bukan Balon

Perilaku elite politik (lokal) saat ini nyaris seperti balon; mengencang penuh saat ditiup, tetapi rawan pecah. Tampak luarnya sama. Warna warni. 

Yang diisi ialah janji-janji. Warna-warni inilah yang membuat massa datang menghadiri kampanye atau kegiatan sejenisnya. Massa seperti anak kecil yang diumpan dengan balon warna-warni itu. 

Soal isi kampanye, jangan tanya. Soal program ke depan, tidak perlu dielaborasi. Diskusi terkait kebutuhan dan strategi pengentasan ragam masalah fisik dan sosial nyaris tak terlihat. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved