Opini

Opini: Lanskap Kerawanan Pilkada 2024 di NTT

Bawaslu Provinsi NTT memotret kerawanan kontekstual berdasarkan aspek teknis elektoral dan aspek lokalitas kedaerahan. 

Editor: Dion DB Putra
KOMPAS/TOTO SIHONO
Ilustrasi. 

Isu Strategis Lokal-Nasional

Setidaknya ada empat isu strategis di luar sembilan kerawanan diatas yang perlu diperhatikan seluruh stakeholder. Pertama, polarisasi masyarakat dan konflik sosial. 

Locus pilkada di daerah menjadi arena pertarungan kepentingan masyarakat daerah termasuk sentimen primordial berupa ego kedaerahan dan etnis-kesukuan. 

Sentimen primordial yang bersenyawa dengan politisasi SARA lalu berbuah ujaran kebencian dan hoaks rentan menimbulkan emosi publik. Rasionalitas publik tenggelam oleh sentimentalitas politik yang bereskalasi menjadi konflik horizontal. Kedua, penggunaan media sosial untuk kontestasi. 

Penetrasi internet dan media sosial dalam kehidupan berpolitik masyarakat yang tidak dikelola dengan bijak dapat berubah menjadi sarana agresi digital untuk menyerang psikologi publik. 

Saling serang antar pendukung hingga penggiringan opini publik bukan tidak mungkin bertransformasi menuju konflik terbuka. 

Ketiga, kompetensi penyelenggara ad hoc. Menjadi PR bagi KPU daerah untuk memberikan penguatan kapasitas secara intensif dan masif bagi penyelenggara ad hoc. 

Sebagai tonggak penyelenggaraan pemilihan di level grass root, jajaran PPK, PPS dan KPPS memiliki resiko lebih tinggi bersentuhan dengan segala bentuk pelanggaran dan malapraktik hingga sanksi pidana, etik dan administrasi. 

Pembinaan tidak bisa hanya berkutat pada aspek profesionalitas atau kemampuan teknis belaka melainkan aspek integritas juga harus diperketat. 

Keempat, kebijakan pemilihan yang berubah. Kebiasaan KPU mengubah teknis pelaksanaan tahapan melalui instrumen Surat Edaran (SE) di injury time mampu mengganggu konsentrasi stakeholder terkait seperti pengawas pemilihan dan peserta pemilihan. 

Kebijakan pemilihan yang berubah-ubah mengingkari parameter penting pemilu yaitu kepastian hukum. Penyelenggaraan pemilihan yang semestinya predictable prosedur dan unpredictable result justru berubah jadi unpredictable prosedur. 

Prosedur yang tidak terprediksi dapat menimbulkan mispersepsi dan miskoordinasi serta kesalahan prosedur yang merugikan kandidat peserta pemilihan dalam berkontestasi.

Mitigasi Kolaboratif

Signifikansi pemetaan kerawanan bertujuan memberikan sinyalemen kuat kepada seluruh stakeholder terkait guna menyatukan pemahaman akan mitigasi kerawanan. 

Kesamaan persepsi dan komitmen yang terbangun dilanjutkan dengan mendesain langkah pencegahan sedini mungkin untuk mengantisipasi seluruh indikator kerawanan. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved