Liputan Khusus

Lipsus - Warga Mengaku Belum Merdeka

Para siswa yang berjumlah 22 orang didampingi orangtua dan para guru harus menempuh perjalanan 5 kilometer menyebrangi lautan.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/CHRISTIN MALEHERE
Para Nelayan tradisional tampak bekerjasama melaksanakan Defile Pembentangan Merah-Putih sepanjang 340 meter dari Dermaga Lama Pelabuhan Rakyat ke Dermaga Baru Pelabuhan Nusantara Waingapu, Sumba Timur, Sabtu (17/8). 

"Kami bersama para siswa, teman guru dan orang tua siswa, kami menempuh perjalanan laut dengan jarak kurang lebih 5 kilometer dari kampung Lebantour ke Kojadoi untuk ikuti HUT ke-79 RI," kata Mulyadin, S. Pd, Guru SDN Lebantour.

Ia mengaku, selama dalam perjalanan beberapa siswa sempat takut karena cuaca tidak bersahabat namun ia dan para siswa bersyukur bisa tiba di lokasi upacara untuk mengikuti pengibaran bendera di Desa Kojadoi.

"Alhamdulillah kami tiba dengan selamat untuk mengikuti pengibaran bendera merah putih di Kojadoi,"ujarnya.

Pengibaran bendera Merah Putih di Desa Kojadoi Kecamatan Alok Timur unik karena dilakukan di permukaan laut, menggunakan perahu nelayan. Warga yang mengikuti apel bisa mengikuti dari bibir pantai. Sementara anak-anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kojadoi dan SDN Lebantour dan warga Desa Kojadoi mengikuti upacara apel dari Bukit Batu Purba Pulau Kojadoi.

Sementara untuk memeriahkan HUT ke-79 RI, TNI AL Lanal Maumere bersama Forkompinda Sikka mengibarkan 1000 bendera Merah Putih di Bukit Nilo, Desa Wuliwutik, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT, Jumat (16/8).

Rombongan pengibar bendera Merah Putih bergerak dari Gelora Samador Maumere mengarak ke Bukit Nilo. Bendera Merah Putih yang berukuran besar berjumlah 79 bendera sesuai HUT ke-79 RI. Pengibaran bendera merah putih ini dipimpin Komandan Lanal Maumere Kolonel Marinir Anjas Wicaksono Putro M.Tr.Hanla

Pada kesempatan tersebut Kolonel Anjar mengatakan kegiatan itu berujuan untuk menunjukan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang besar, bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya.

Sementara Pemkab Sumba Timur melaksanakan defile pembentangan Bendera Merah Putih sepanjang 340 meter di Dermaga Lama Pelabuhan Rakyat Waingapu usai upacara HUT ke-79 RI, Sabtu (17/8).

Defile dilakukan diatas perahu milik nelayan tradisional yang membentang mulai dari dermaga lama hingga dermaga baru Pelabuhan Nusantara Waingapu. Bendera mulai diturunkan dari perahu nelayan pertama, kemudian dilanjutkan hingga perahu terakhir. Terlihat kerja sama penuh semangat dilakukan para nelayan untuk menjaga keseimbangan bendera Merah Putih berukuran raksasa tersebut.

Satu per satu nelayan harus bertahan dan menjaga keseimbangan bendera dari panasnya terik matahari dan hembusan angin laut yang nyaris membuat tali penyangga bendera itu putus. Namun secara perlahan, bendera merah-putih 340 meter berhasil dibentangkan dari di atas belasan perahu nelayan mulai dari Dermaga Lama hingga ke Dermaga baru.

Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing dan Forkompimda dan pimpinan OPD memantau jalannya defile tersebut dari atas Kapal Patroli milik Ditpolairud Polda NTT. Masyarakat Kota Waingapu juga memadati dermaga lama untuk memberikan semangat kepada para nelayan tradisional tersebut.
Warga setempat, Damaris mengatakan, kegiatan HUT ke-79 RI tahun ini sangat berbeda dari tahun sebelumnya, karena meriah dan menghibur masyarakat.

"Kami sangat senang dan bangga akan semangat persatuan dari masyarakat Sumba Timur dalam merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-79, jaya selalu Indonesia-ku," ungkap Damaris.

Kepada Pos Kupang, Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing mengatakan defile tersebut sebagai bagian dari perayaan HUT ke-79 RI. Dalam hal ini, Merah Putih sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang beragam suku, agama, ras dan golongan yang berada di atas gugusan kepulauan Nusantara.

"Artinya, berbicara Merah-Putih melambangkan pemersatu bangsa Indonesia, mau dari suku mana pun agama apapun, beragam budaya, namun tetap satu Indonesia," ungkap Bupati Khristofel.

Selain itu, pihaknya juga mengapresiasi semangat kerja sama yang ditunjukan para nelayan tradisional saat membentangkan Bendera Merah Putih 340 meter, yang mencerminkan falsafah hidup masyarakat Indonesia dalam budaya gotong-royong, rasa semangat nasionalisme dan persatuan bangsa.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved