Opini

Opini: Mencari Mosalaki Kampung NTT

Mungkin karena daya tarik politik sebagai yang fascinosum et tremendum (menyenangkan dan menggentarkan). 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/DOK
Ilustrasi. 

Kata kampungan merupakan turunan dari kata pokok kampung yang diberi sufiks –an. 

Menurut KBBI, kampungan berarti tidak tahu sopan santun, tidak terdidik, kurang ajar, berandalan. 

Menyebut seseorang kampungan berarti pada pribadi orang bersangkutan melekat hal-hal negatif ini; tidak tahu adat, kurang ajar, tidak tahu aturan main, tidak paham sopan santun dan tidak terdidik atau kurang mendapat pengajaran yang baik.

Berdasarkan pengertian di atas, politik kampungan selalu dikaitkan dengan upaya-upaya yang mencederai tujuan politik untuk meraih bonum commune. 

Politik kampungan justru melahirkan malum (penderitaan) bagi masyarakat. Dengan berpolitik secara kampungan inilah bonum individuum diutamakan ketimbang bonum commune. 

Orang yang berpolitik kampungan akan memilah-milah rakyat dan menyuburkan benih primordialisme. 

Ini memang tepat karena orang yang kampungan cenderung merusak kohesivitas, melorotkan solidaritas dan mengangkangi soliditas warga sekampung.

Pemimpin dan calon pemimpin kampung besar NTT ini tentu tidak diharapkan berpolitik secara kampungan. Namun, fakta politik kita kerap mempertontonkan para pemimpin dan calon-calon pemimpin yang sudah dan sedang berpolitik secara kampungan. 

Para pemimpin kita sering memperlakukan jabatan politis seperti jabatan turunan dan warisan keluarga atau nenek moyangnya. 

Dengan jabatan yang diperoleh itulah mereka cenderung membangun kampung kecilnya sendiri, mendirikan kerajaan pribadi dan keluarga di tengah sebuah kampung besar, memilih orang-orangnya sendiri untuk menduduki pos-pos penting dan mendasarkan kepemimpinannya pada berapa banyak duit dan harta yang masuk ke kas pribadi dan lumbung keluarga. 

Dalam kampung besar NTT ini, orang yang berpolitik kampungan cenderung mengabaikan keluhan warga kampung kecil yang lain dan selalu utamakan kepentingan kampung di mana ia dilahirkan dan banyak berjasa bagi dirinya. 

Pemimpin dan calon pemimpin yang berpolitik kampungan kerap berpolitik tanpa etika. Tingkat risiko sangat tinggi apabila kampung besar NTT ini dipimpin para pemimpin yang berpolitik kampungan.  

Sosok Ideal    

Sebagai sebuah kampung besar, NTT layak dipimpin oleh mosalaki yang berpolitik kampung bukan politik kampungan. 

Sambil menatap jarak suksesi gubernur NTT yang kian mendekat, warga NTT tentu mempunyai kriteria pemimpin yang ideal menurut penilaian masing-masing. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved