Opini

Opini: Mencari Mosalaki Kampung NTT

Mungkin karena daya tarik politik sebagai yang fascinosum et tremendum (menyenangkan dan menggentarkan). 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/DOK
Ilustrasi. 

Dalam konteks yang lebih luas, kampung adalah sebentuk polis. Jika Plato menyebut polis untuk mengartikan negara kota, maka kampung adalah sewujud polis karena merupakan kumpulan orang-orang merdeka dengan hak yang sama untuk menata kehidupan bersama. 

Politik kampung dengannya merupakan upaya untuk menata kehidupan bersama sebagai orang-orang merdeka demi meraih bonum commune. Penataan kehidupan bersama ini mengandaikan partisipasi dari segenap komponen yang ada di dalam kampung. 

Dan mereka yang menjadi pemimpin dari sebuah kampung (mosalaki) adalah mereka yang dipercayakan untuk mengambil kebijakan, mendorong, mencontohkan, berkaitan dengan segala upaya mewujudkan  pro bono publico (kepentingan umum).

Desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan negara ini adalah kampung kita. Di wilayah-wilayah ini kita mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga kampung. 

Dalam ke-NTT-an kita, provinsi ini adalah sebuah kampung besar, tempat bermuaranya segala arus kepentingan masyarakat NTT. Kampung NTT ini berdiri di atas berbagai perbedaan suku, bahasa, etnis, agama, dan golongan. 

Keberbedaan ini menjadikan NTT sebagai sebuah kampung besar yang kaya khazanah sosial, budaya dan religi. Kampung besar NTT ini membutuhkan pemimpin yang mengenal karakter dan kebutuhan orang-orang sekampung. 

Karena itu, sang pemimpin akan berjuang untuk kepentingan seluruh warga kampung. 

Warga kampung NTT membutuhkan pemimpin yang mempersatukan bukan memecah-belah; pemimpin yang merakyat bukan meraja; pemimpin yang mempedulikan kepentingan rakyat bukan menumpuk harta pribadi dan keluarga; pemimpin yang tanggap pada aspirasi rakyat bukan gagap menyuarakan aspirasi itu.

Kita di NTT saat ini memang membutuhkan figur pemimpin yang tahu dan pandai berpolitik kampung. 

Pemimpin model ini mengindahkan nilai-nilai budaya, tidak mengabaikan kearifan lokal dan mendahulukan keutamaan-keutamaan religius. 

Seperti seorang mosalaki di kampung yang mempunyai peran membantu memecahkan persoalan warganya, mendamaikan yang bertikai dan menjadi simbol persatuan warga kampung, sosok pemimpin di kampung besar NTT haruslah pemimpin yang PAS (Problem, Analysis, Solution). 

Pemimpin model ini mengetahui problem apa yang dialami warganya. Dari problem itu ia tahu kebutuhan apa yang diharapkan warganya. Setelah mengetahui problem ia pandai membuat analisis atas persoalan itu. 

Pada tingkat analisis, akar persoalan mesti dicari, pertanyaan mengapa terus diajukan dan tidak percaya begitu saja pada laporan-laporan atau data di atas kertas yang disampaikan staf dan bawahannya. 

Tahap akhir adalah menemukan solusi atas problem yang dialami warganya. Solusi ini bukan sekadar untuk kesenangan sesaat para warga, tetapi langkah bijak yang diambil guna memenuhi kebutuhan warga yang mengalami persoalan itu.  

Politik Kampungan

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved