Parodi Situasi

Parodi Situasi: Pemimpin Minta Maaf

Wah, hebat dan cocok itu. Akan tetapi, bagaimana mungkin bos besar berani minta maaf? Yang seharusnya minta maaf itu adalah pemimpin di bawahnya.

Editor: Dion DB Putra
DOK POS-KUPANG.COM
Ilustrasi. 

“Biar saja! Dimana-mana pemimpin itu minta maaf. Bagus dan perlu diteladani,” kata Jaki. Laki-laki ini masih juga bicara. Tidak malu sedikit pun pada Nona Mia yang pernah disakitinya.

“Minta maaf itu pekerjaan yang paling sulit. Minta maaf gagal sebagai pemimpin, minta maaf karena selama memimpin banyak kebijakan yang tampaknya prorakyat tetapi kenyataannya pro kekuasaan, minta maaf karena anggaran habis dan tidak jelas buat urusan apa saja, minta maaf karena korupsi terselubung yang ditutupi dengan berbagai kebijakan baru, minta maaf karena berbagai kebijakan yang menguntungkan diri dan keluarga dan kepentingan kelompok serta kelompok kepentingan…"

“Apakah kamu sudah minta maaf?" tanya Rara.

“Buat apa minta maaf?” sambung Jaki. “Justru karena minta maaf tampak jelas bahwa pernah bersalah.“

“Memang kamu salah, Jaki. Apakah kamu sudah minta maaf pada Nona Mia?" tanya Rara dan Jaki tidak peduli.

Nona Mia dan Benza pun tidak mau membahas hal itu lagi.

Harapannya semoga Jaki sadar sendiri bahwa dirinya sungguh-sungguh bersalah dan wajib minta maaf.

***

”Normal sebagai manusia, pernah salah, dan minta maaf,” sambung Nona Mia.

“Minta maaf yang diungkapkan secara terbuka oleh pemimpin dan pemegang kekuasaan perlu diapresiasi. Tanda bahwa yang bersangkutan masih memiliki hati untuk mengakui bahwa ada banyak hal yang salah dan perlu dibenahi. Tanda bahwa yang bersangkutan masih memiliki nurani untuk mengakui bahwa ada banyak kebijakan yang diambil untuk kepentingan kantong sendiri.”

“Kantong apa saja?”

“Kantong macam-macam. Kantong beras, kantong sayur, kantong ikan, kantong buah-buahan dan berbagai jenis kantong luring kantong daring dan lainnya. Atas nama kepentingan umum tetapi sebenarnya untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya lebih dulu."

“Minta maaf itu sangat penting,“ sambung Benza. “Satu tradisi yang menjadi bagian dari hidup bersama. Sayangnya minta maaf itu sesuatu yang dijauhi. Pemimpin malu minta maaf karena merasa kalau minta maaf berarti mengakui kesalahan… walaupun benar-benar salah.”

***

“Tetapi itu tadi. Mohon maaf saya tidak akan minta maaf… begitulah!” kata Jaki seenaknya.

Jaki sedang menjelaskan salah satu tipe laki-laki yang enggan mengakui kesalahan. Apalagi minta maaf. (*)

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved