Liputan Khusus

Lipsus - Bambu Sanggah Ekonomi Kabupaten Ngada

Filosofi itulah yang membuat Bambu tetap dijaga kelestariannya hingga hari ini.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/CHARLES ABAR
Sejumlah souvenir dari bahan baku bambu yang dihasilkan para pengrajin bambu di Ngada hasil binaan Dinas Perindustrian Ngada. 

“Masyarakat menjaga dan tidak menebang pohon bambu secara sembarangan,” kata Andreas.

Menurut Andreas, satu batang bambu bisa menghasilkan empat hingga lima juta setelah diolah menjadi produk. Warga bisa menjual batang bambu di sentra pengelolaan bambu.

"Saya minta bapa ibu jangan tebang pohon bambu kita sembarangan. Bambu adalah potensi kita yang bisa kembangan sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi," jelas Andreas, saat mengunjungi masyarakat di Langa, beberapa waktu lalu.

Menurut Andreas, meski belum dieskpor keluar negeri, namun taaman bamboo di Ngada sangat menjanjikan.

Potensi Bambu di Ngada sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah Pusat. Salah satu bentuk perhatian itu dengan hadirnya Presiden Joko Widodo di Kabupaten Ngada pada tahun 2022. Saat itu, Jokowi melihat secara langsung potensi tanaman bamboo yang ada di Ngada.

"Potensi bambu kita sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Kita harus syukuri ini," kata Andreas.

Andreas berharap semua pihak bisa berperan untuk melestarikan dan mengembangkan bambu untuk bisa meningkatkan ekonomi keluarga, masyarakat dan daerah.

Keberpihakan Anggaran

Sementara itu, anggota DPRD Ngada, Yohanes Donbosko Ponong, berharap agar Pemerintah Kabupaten Ngada mesti melihat keberadaan bambu ini sebagai aset Kabupaten Ngada yang harus didorong dengan keberpihakan anggaran kepada para petani bambu yang ada di Ngada

Ketua Fraksi PAN DPRD Ngada ini menambahkan, bambu Ngada telah menjadi magnet di Indonesia bahkan internasional. Karenanya, pengembangan dan pelestariannya mesti diperhatikan oleh pemerintah dan semua pihak terkait lainnya.

Politisi PAN yang akrab disapa Bosko ini mengingatkan publik Ngada bahwa kunjungan Presiden RI Jokowidodo pada tahun 2022 kemarin ke Ngada itu dalam rangka melihat bambu di Ngada

"Oleh karena itu, saya tentunya menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Bambu Ngada yang selama ini konsen mengurus bambu dari pembibitan sampai pemasaran. Tentunya ini adalah kerja kolaborasi multi pihak yang patut diapresiasi. Kiranya kedepan mendapat dukungan politik anggaran dari pemerintah dan DPRD Ngada" kata Bosko.

Bosko juga berharap agar petani Ngada bisa terus melestarikan bambu yang ada dengan peremajaan atau penanaman kembali. Untuk itu, harus ada intervensi dari pemerintah, agar bambu di Ngada tetap lestari.

Begitupun dalam menghasilkan produk dari bahan bambu, petani dan pengrajin mesti berkreasi dan kreatif sehingga produk  tersebut bisa diminati masyarakat atau wisatawan yang datang ke Ngada.

Pemerintah juga perlu mencari pasar bagi produk bambu yang dihasilkan pengrajjin bambu di Ngada. Pasar itu bisa di dalam, maupun di luar kabupaten, diluar provinsi hingga diluar Negara. Dengan demikian produk bambu buatan pengrajin di Ngada bisa mengakses pasar global. (cr2)

 

Ikuti Liputan Khusus POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved