Liputan Khusus
Lipsus - Bambu Sanggah Ekonomi Kabupaten Ngada
Filosofi itulah yang membuat Bambu tetap dijaga kelestariannya hingga hari ini.
Bambu menjadi sektor andalan selain Kopi dan Tenun. Karena itu, pemerintah menaruh perhatian besar dan menjadikan bambu sebagai sektor pengembangan UMKM. Berbagai pelatihan terus dilakukan untuk meningkatkan produk kerajinan bambu.
“Pengembangan bambu dilakukan dari hulu ke hilir dengan melibatkan Petani dan pengrajin lokal. Setiap tahun kita memberikan pelatihan pengolahan bambu kepada kelompok Pengrajin di 12 Kecamatan,” kata Adof ditemui di setra pelatihan, Selasa (4/6).
Pola pendampingan pelatihan, dengan menghadirkan instruktur berpengalaman baik lokal maupun nasional. Pengembangan yang dilakukan terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas meubeler, kelas anyaman dan kelas kerajinan.
Pelatihan yang dilakukan setiap tahun ini kata Adolf diharapkan memberikan dorongan bagi pengrajin bambu untuk terus memanfaatkan dan mengembangkan Potensi yang ada agar bisa menembus pasar nasional maupun luar negeri.
Saat ini, para pelaku UMKM yang bergerak di sektor bambu telah menghasilkan berbagai produk dengan harga jual tinggi. Produk bambu di sektor meubeler berupa sofa bambu, Gazebo, tempat tidur, kursi dan meja.
Bahkan ada juga perlengkapan dapur seperti cangkir, termos mini, dulang, Tumbler, kotak tisu, tempat buah dan lainnya. Ada juga untuk ornamen hiasan seperti tirai dan lampu hias.
“Kerajinan bambu yang kami kembangkan ini memiliki harga jual yang cukup tinggi, hingga belasan juta,” kata Adolf.
Kepala Dinas Pariwisata Ngada,Ivan Botha memastikan, pihaknya terus mendorong dan mempromosikan produk local, bamboo, untuk bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Untuk itu, promosi mesti terus dilakukan. Pola promosinya antara lain menjadi menjadi menu utama dan pada setiap event tahunan seperti Festival Wolo Bobo, produk-produk bambu akan dihadirkan.
“Bambu merupakan sektor potensial yang kita terus dorong mempromosikan melalui event-event. Dalam festival mendatang Bambu dari prodak unggulan,” ujar Ivan.
Selain itu, demikian Ivan, pihaknya memanfaatkan semua platform untuk mempromosikan bamboo, dan juga dengan melibatkan banyak pihak terkait.
Kerja kolaborasi juga terus dilakukan dengan memaksimalkan potensi kelompok wisata yang menjadikan produk bambu sebagai souvenir bagi wisatawan.
“Kita mendorong agar produk bambu ini bisa menjadi souvenir bagi setiap pengunjung yang datang ke objek wisata di Ngada,” tambahnya.
Jaga Kelestarian
Bupati Ngada, Andreas Paru meminta masyarakat khususnya petani bamboo untuk terus menjaga kelestarian bambu. Sebab saat ini bambu di Kabupaten Ngada mulai naik daun, menjadi sektor potensial untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.