Liputan Khusus
Lipsus - Bambu Sanggah Ekonomi Kabupaten Ngada
Filosofi itulah yang membuat Bambu tetap dijaga kelestariannya hingga hari ini.
POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Bagi masyarakat Ngada bambu merupakan warisan leluhur sebagai simbol harga diri. Bambu sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat dengan istilah ada tanah ada bambu.
Filosofi itulah yang membuat Bambu tetap dijaga kelestariannya hingga hari ini.
Paskalis Laku, pelaku pelestarian bambu di Ngada, menjelaskan, bambu untuk Kabupaten Ngada bukan hal yang baru. Bambu memiliki nilai filosofis sebagai harga diri masyarakat kabupaten Ngada.
Baca juga: Lipsus - Masalah Air Bersih di Kabupaten Kupang Tak Kunjung Selesai
Bambu menjadi bagian dari budaya yang diwariskan nenek moyang menjadikan tanaman bambu tetap terjaga keberadaannya.
“Bambu miliki hubungan erat dengan masyarakat Ngada. Bagi orang Ngada ada tanah ada bambu,” katanya, Rabu (5/6).
Menurutnya, selain sebagai warisan budaya, bambu merupakan penyangga ekonomi untuk menjaga keberlangsungan ruang hidup. Karakter bambu yang menyerap air dan kuat menahan tanah menjamin lingkungan aman dari bencana longsor.
Tanaman bambu sangat unik karena sekali tanam bisa tumbuh seumur hidup. Seiring berjalannya waktu, bamboo bukan hanya sekedar material yang digunakan untuk bangun rumah. Dengan manfaat kepentingan lingkungan kini tanaman bambu, menjadi penyangga ekonomi bagi masyarakat.
“Bambu merupakan tanaman yang sangat unik sekali tanam seumur hidup. Tanaman Bambu kini menjadi penyangga ekonomi masyarkat. Hal inilah yang harus dijaga oleh generasi sekarang,” katanya.
Bambu juga diharapkan bisa menjaga kepentingan lingkungan, menjaga daerah aliran sungai, juga untuk kepentingan Ekonomi sehingga ada pelatihan tentang bambu.
Paskalis berharap, masyarakat petani bisa mengolah produk bambu namun tidak menghancurkan sistem hutan bambu itu sendiri. “Panen boleh panen tapi harus tahu bagaimana cara panen yang baik dan benar. Agar ekologi tetap terjaga, dan nilai ekonomis juga tetap ada,” kata Paskalis.
Dengan potensi Bambu yang begitu besar maka harus ada perhatian besar dari semua pihak, selayaknya budaya yang melekat di semua aspek kehidupan masyarakat dam pemerintah. “Harua ada political will dari pemangku kebijakan dan pihak lain sehingga bamboo bisa didorong menjadi budaya,” harapnya.
Artinya, pemerintah harus ada strategi agar bambu menjadi sektor yang bisa mendongkrak ekonomi masyarakat “Kita harapkan pemerintah punya strategi agar produk yang dihasilkan dari bambu bisa mendapatkan kepastian pasar,” tutupnya
Harga Jual Tinggi
Kepala Bidang Pengembangan UMKM Dinas Perindustrian Kabupaten Ngada, Adolf D mengatakan, Ngada merupakan salah satu Kabupaten di NTT yang miliki potensi besar dalam pengembangan industri berbahan baku Bambu.
Saat ini, kecamatan di Ngada dengan potensi bambu terbesar ada di Golewa, Golewa Selatan, Jerebu’u, Inerie dan Bajawa.
Bambu menjadi sektor andalan selain Kopi dan Tenun. Karena itu, pemerintah menaruh perhatian besar dan menjadikan bambu sebagai sektor pengembangan UMKM. Berbagai pelatihan terus dilakukan untuk meningkatkan produk kerajinan bambu.
“Pengembangan bambu dilakukan dari hulu ke hilir dengan melibatkan Petani dan pengrajin lokal. Setiap tahun kita memberikan pelatihan pengolahan bambu kepada kelompok Pengrajin di 12 Kecamatan,” kata Adof ditemui di setra pelatihan, Selasa (4/6).
Pola pendampingan pelatihan, dengan menghadirkan instruktur berpengalaman baik lokal maupun nasional. Pengembangan yang dilakukan terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas meubeler, kelas anyaman dan kelas kerajinan.
Pelatihan yang dilakukan setiap tahun ini kata Adolf diharapkan memberikan dorongan bagi pengrajin bambu untuk terus memanfaatkan dan mengembangkan Potensi yang ada agar bisa menembus pasar nasional maupun luar negeri.
Saat ini, para pelaku UMKM yang bergerak di sektor bambu telah menghasilkan berbagai produk dengan harga jual tinggi. Produk bambu di sektor meubeler berupa sofa bambu, Gazebo, tempat tidur, kursi dan meja.
Bahkan ada juga perlengkapan dapur seperti cangkir, termos mini, dulang, Tumbler, kotak tisu, tempat buah dan lainnya. Ada juga untuk ornamen hiasan seperti tirai dan lampu hias.
“Kerajinan bambu yang kami kembangkan ini memiliki harga jual yang cukup tinggi, hingga belasan juta,” kata Adolf.
Kepala Dinas Pariwisata Ngada,Ivan Botha memastikan, pihaknya terus mendorong dan mempromosikan produk local, bamboo, untuk bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Untuk itu, promosi mesti terus dilakukan. Pola promosinya antara lain menjadi menjadi menu utama dan pada setiap event tahunan seperti Festival Wolo Bobo, produk-produk bambu akan dihadirkan.
“Bambu merupakan sektor potensial yang kita terus dorong mempromosikan melalui event-event. Dalam festival mendatang Bambu dari prodak unggulan,” ujar Ivan.
Selain itu, demikian Ivan, pihaknya memanfaatkan semua platform untuk mempromosikan bamboo, dan juga dengan melibatkan banyak pihak terkait.
Kerja kolaborasi juga terus dilakukan dengan memaksimalkan potensi kelompok wisata yang menjadikan produk bambu sebagai souvenir bagi wisatawan.
“Kita mendorong agar produk bambu ini bisa menjadi souvenir bagi setiap pengunjung yang datang ke objek wisata di Ngada,” tambahnya.
Jaga Kelestarian
Bupati Ngada, Andreas Paru meminta masyarakat khususnya petani bamboo untuk terus menjaga kelestarian bambu. Sebab saat ini bambu di Kabupaten Ngada mulai naik daun, menjadi sektor potensial untuk meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat.
“Masyarakat menjaga dan tidak menebang pohon bambu secara sembarangan,” kata Andreas.
Menurut Andreas, satu batang bambu bisa menghasilkan empat hingga lima juta setelah diolah menjadi produk. Warga bisa menjual batang bambu di sentra pengelolaan bambu.
"Saya minta bapa ibu jangan tebang pohon bambu kita sembarangan. Bambu adalah potensi kita yang bisa kembangan sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi," jelas Andreas, saat mengunjungi masyarakat di Langa, beberapa waktu lalu.
Menurut Andreas, meski belum dieskpor keluar negeri, namun taaman bamboo di Ngada sangat menjanjikan.
Potensi Bambu di Ngada sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah Pusat. Salah satu bentuk perhatian itu dengan hadirnya Presiden Joko Widodo di Kabupaten Ngada pada tahun 2022. Saat itu, Jokowi melihat secara langsung potensi tanaman bamboo yang ada di Ngada.
"Potensi bambu kita sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Kita harus syukuri ini," kata Andreas.
Andreas berharap semua pihak bisa berperan untuk melestarikan dan mengembangkan bambu untuk bisa meningkatkan ekonomi keluarga, masyarakat dan daerah.
Keberpihakan Anggaran
Sementara itu, anggota DPRD Ngada, Yohanes Donbosko Ponong, berharap agar Pemerintah Kabupaten Ngada mesti melihat keberadaan bambu ini sebagai aset Kabupaten Ngada yang harus didorong dengan keberpihakan anggaran kepada para petani bambu yang ada di Ngada.
Ketua Fraksi PAN DPRD Ngada ini menambahkan, bambu Ngada telah menjadi magnet di Indonesia bahkan internasional. Karenanya, pengembangan dan pelestariannya mesti diperhatikan oleh pemerintah dan semua pihak terkait lainnya.
Politisi PAN yang akrab disapa Bosko ini mengingatkan publik Ngada bahwa kunjungan Presiden RI Jokowidodo pada tahun 2022 kemarin ke Ngada itu dalam rangka melihat bambu di Ngada.
"Oleh karena itu, saya tentunya menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Bambu Ngada yang selama ini konsen mengurus bambu dari pembibitan sampai pemasaran. Tentunya ini adalah kerja kolaborasi multi pihak yang patut diapresiasi. Kiranya kedepan mendapat dukungan politik anggaran dari pemerintah dan DPRD Ngada" kata Bosko.
Bosko juga berharap agar petani Ngada bisa terus melestarikan bambu yang ada dengan peremajaan atau penanaman kembali. Untuk itu, harus ada intervensi dari pemerintah, agar bambu di Ngada tetap lestari.
Begitupun dalam menghasilkan produk dari bahan bambu, petani dan pengrajin mesti berkreasi dan kreatif sehingga produk tersebut bisa diminati masyarakat atau wisatawan yang datang ke Ngada.
Pemerintah juga perlu mencari pasar bagi produk bambu yang dihasilkan pengrajjin bambu di Ngada. Pasar itu bisa di dalam, maupun di luar kabupaten, diluar provinsi hingga diluar Negara. Dengan demikian produk bambu buatan pengrajin di Ngada bisa mengakses pasar global. (cr2)
Ikuti Liputan Khusus POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.