Liputan Khusus

Lipsus - Masalah Air Bersih di Kabupaten Kupang Tak Kunjung Selesai

Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Karena pengeluhan masyarakat terkait air bersih itu, sudah berulang kali ‘diteriaki’.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
Kondisi terkini Bendungan Tilong di Kabupaten Kupang NTT. 

POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Meskipun Bendungan Tilong mampu menampung air sebesar 17 Juta m⊃3;, namun hingga saat ini warga Desa Oelpuah dan warga Oelnasi yang ada di Kecamatan Kupang Tengah, tak pernah menikmati air bersih dari bendungan tersebut.

Anggota DPRD Kabupaten Kupang Domi Atimeta mengatakan, sejak kepemimpinan Bupati IA Medah, lalu Ayub Titu Eki, dan kini Korinus Masneno, masalah krisis air bersih di Kabupaten Kupang belum terselesaikan. Khususnya Masyarakat Desa Oelpuah dan Oelnasi, menetap di dekat sumber air, Bendungan Tilong, namun tak kebagian air.

"Masyarakat di Desa Oelnasi dan Oelpuah yang berada di bendunga Tilong hanya bisa lihat bendungan tapi tidak dapat manfaat air baku dari sana," kritik Domi, dihubungi Pos Kupang, Kamis (30/5).

Baca juga: Lipsus - Warga Oelnasi dan Oelpuah 22 Tahun Tak Dapat Air Bersih

Menurut dia, kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Karena pengeluhan masyarakat terkait air bersih itu, sudah berulang kali ‘diteriaki’. Sebagai DPRD, kata Domi, pihaknya juga sudah menyampaikan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang, namun tidak juga diselesaikan dan dicarikan solusinya.

Dicontohkan Domi, di Bendungan Tilong itu banyak dibangun instalasi pipa dan bak penampung. Namun pembangunan  itu mubasir karena tidak pernah diisi dengan air dan akhirnya bangunan itu rusak.

"Sangat disesalkan dengan kondisi seperti ini . Kalau saya bicara seperti ini nanti dibilang provokasi masyarakat padahal itu fakta di lapangan. Jadi saya minta, hal ini harus kita perhatikan Bersama, terhususnya bidang teknis yang menangani hal ini," ujarnya.

Domi menambahkan, masyarakat yang kesukitan air akhirnya mereka harus berusaha mencari air dengan membeli air dari mobil tangki dengan kisaran harga Rp100.000 keatas.

Hal senada disampaikan Anggota DPRD Kupang, Deasy Ballo Foeh, bahwa pengeluhan Masyarakat seperti ini sudah ada sejak Bendungan Tilong itu dibangun. Bahkan, kata dia, waktu pembangunan awal, masyarakat disana secara sukarela direlokasi. Dan Masyarakat sangat berharap  kebutuhan air bersih mereka bisa tercukupi dengan kehadiran Bendungan Tilong, namun mereka mendapatkan sebaliknya.

"Mereka berikan tanah mereka, mengungsi ke tempat lain berharap dapat air bersih, tapi waktu sudah 22 tahun ini, mereka tidak dapat apa-apa dari Bendungan Tilong," ujarnya.

Deasy mengatakan, pembangunan Bendungan Tilong tidak memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya,  tapi malah Masyarakat dirugikan karena sumber air mereka makin jauh.

Sebagai anggota DPRD, kata Deasy, mereka juga terus mendorong Pemkab Kupang untuk menjalin kerjasama demgan Pemprov NTT dan Pemerintah pusat, agar bisa membangun fasilitas air bersih untuk Masyarakat sekitarnya.

Tahun 2023, Pemkab Kupang sudah mengalokasikan anggaran untuk fasilitas air bersih tapi belum mencukupi kebutuhan Masyarakat karena bukan cuma kebutuhan MCK, tapi juga kebutuhan akan irigasi pertanian.

"Kami berharap pemerintah kedepan lebih serius lihat hal ini. Karena sudah berjalan sekian lama tapi belum ada perubahan soal masalah ini," tukasnya.

Setelah 22 Tahun

Meski tinggal di dekat Bendungan Tilong, namun masyarakat Desa Oelnasi dan Desa Oelpuah, di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, belum mendaatkan akses air bersih.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved