Liputan Khusus

Lipsus - Bambu Sanggah Ekonomi Kabupaten Ngada

Filosofi itulah yang membuat Bambu tetap dijaga kelestariannya hingga hari ini.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/CHARLES ABAR
Sejumlah souvenir dari bahan baku bambu yang dihasilkan para pengrajin bambu di Ngada hasil binaan Dinas Perindustrian Ngada. 

POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Bagi masyarakat Ngada bambu merupakan warisan leluhur sebagai simbol harga diri. Bambu sangat berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat dengan istilah ada tanah ada bambu.

Filosofi itulah yang membuat Bambu tetap dijaga kelestariannya hingga hari ini.

Paskalis Laku, pelaku pelestarian bambu di Ngada, menjelaskan, bambu untuk Kabupaten Ngada bukan hal yang baru. Bambu memiliki nilai filosofis sebagai harga  diri masyarakat kabupaten Ngada.

Baca juga: Lipsus - Masalah Air Bersih di Kabupaten Kupang Tak Kunjung Selesai

Bambu menjadi bagian dari budaya yang diwariskan nenek moyang menjadikan tanaman bambu tetap terjaga keberadaannya.

“Bambu miliki hubungan erat dengan masyarakat Ngada. Bagi orang Ngada ada tanah ada bambu,” katanya, Rabu (5/6).

Menurutnya, selain sebagai warisan budaya, bambu merupakan penyangga ekonomi untuk menjaga keberlangsungan ruang hidup. Karakter  bambu yang menyerap air dan kuat menahan tanah menjamin lingkungan aman dari bencana longsor.

Tanaman bambu sangat unik karena sekali tanam bisa tumbuh seumur hidup. Seiring berjalannya waktu, bamboo bukan hanya sekedar material yang digunakan untuk bangun rumah. Dengan manfaat kepentingan lingkungan kini tanaman bambu, menjadi penyangga ekonomi bagi masyarakat.

“Bambu merupakan tanaman yang sangat unik sekali tanam seumur hidup. Tanaman Bambu kini menjadi penyangga ekonomi masyarkat. Hal inilah yang harus dijaga oleh generasi sekarang,” katanya.

Bambu juga diharapkan bisa menjaga kepentingan lingkungan, menjaga daerah aliran sungai, juga untuk kepentingan Ekonomi sehingga ada pelatihan tentang bambu.

Paskalis berharap, masyarakat petani bisa mengolah produk bambu namun tidak menghancurkan sistem hutan bambu itu sendiri. “Panen boleh panen tapi harus tahu bagaimana cara panen yang baik dan benar. Agar ekologi tetap terjaga, dan nilai ekonomis juga tetap ada,” kata Paskalis.

Dengan potensi Bambu yang begitu besar maka harus ada perhatian besar dari semua pihak, selayaknya budaya yang melekat di semua aspek kehidupan masyarakat dam pemerintah. “Harua ada political will dari pemangku kebijakan dan pihak lain sehingga bamboo bisa didorong menjadi budaya,” harapnya.

Artinya,  pemerintah harus ada strategi agar bambu menjadi sektor yang bisa mendongkrak ekonomi masyarakat  “Kita harapkan pemerintah punya strategi agar produk yang dihasilkan dari bambu bisa mendapatkan  kepastian pasar,” tutupnya 

Harga Jual Tinggi

Kepala Bidang Pengembangan UMKM Dinas Perindustrian Kabupaten Ngada, Adolf  D mengatakan, Ngada merupakan salah satu Kabupaten di NTT yang miliki potensi besar dalam pengembangan industri berbahan baku Bambu.

Saat ini, kecamatan di Ngada dengan potensi bambu terbesar ada di Golewa, Golewa Selatan, Jerebu’u, Inerie dan Bajawa.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved