Liputan Khusus
Lipsus - Stok Vaksin Rabies di NTT Habis
Tujuannya, memberi informasi apa yang harus dilakukan ketika terkena gigitan HPR.
Selain itu, jumlah dokter hewan yang belum seimbang dengan pusat kesehatan hewan (Puskeswan). Idealnya setiap kecamatan harus ada satu Puskeswan. Diharapkan, pemerintah daerah bisa membangun puskeswan dan menempatkan petugas sehingga bisa lebih cepat menangani jika ada temuan kasus.
TTU Vaksin 4.596 HPR
Kepala Dinas Peternakan Timor Tengah Utara (TTU), Trimeldus Tonbesi mengatakan, telah melakukan vaksinasi terhadap 4.596 HPR. Cakupan vaksinasi terdata sejak Januari hingga April 2024. Sedangkan Bulan Mei 2024, belum melanjutkan pelaksanaan vaksinasi HPR.
Jumlah HPR yang telah divaksinasi ini tersebar di 11 kecamatan di TTU. Kecamatan yang telah menjadi sasaran vaksinasi yakni Kecamatan Mutis, Bikomi Tengah, Bikomi Selatan, Noemuti, Noemuti Timur, Insana, Miomaffo Timur, Miomaffo Tengah, Miomaffo Barat, Kecamatan Kota Kefamenanu dan Kecamatan Musi.
Pada Bulan April 2024 lalu, Tim Disnak TTU melakukan vaksinasi secara masif terhadap HPR . Sebanyak 8 tim dikerahkan untuk melakukan vaksinasi di wilayah tersebut. Setiap hari akan dilakukan vaksinasi HPR di 8 desa di Kabupaten TTU. "Jadi satu kecamatan itu, semua tim masuk vaksinasi di situ sampai selesai baru pindah ke kecamatan lain," ujarnya.
Para pemilik hewan peliharaan anjing agar tidak takut memvaksinasi hewan mereka. “Para pemilik hewan peliharaan Anjing, agar membantu menangkap atau mengandangkan anjingnya agar petugas bisa memvaksinasi HPR tersebut. Termasuk kepada aparat desa/ kelurahan mohon kerja samanya mempersiapkan masyarakat sehingga dinas bisa menjangkau lebih banyak hewan peliharaan," ungkapnya.
Kadis Peternakan dan Perikanan Belu, Yoos Djami, menyampaikan vaksinasi dan edukasi kepada masyarakat menjadi kunci penanganan rabies di Belu. Upaya vaksinasi HPR anjing di Belu mencapai 16.252 ekor yang tersebar di 65 desa dan kelurahan dari total 81 kelurahan/desa di Kabupaten Belu.
Selain vaksinasi, kata dia, upaya lain juga mencakup pemeriksaan terhadap kasus gigitan anjing. "Dari total 333 orang yang digigit HPR, 39 sampelnya diperiksa di laboratorium Denpasar, Bali dan 23 di antaranya dinyatakan positif rabies. Artinya, dari sampel yang kirim ada 23 ekor anjing yang positif," jelas Yoos Djami.
Untuk menangani situasi ini, posko penanganan rabies telah dibentuk di tingkat kecamatan. Posko ini bertugas untuk menyebarkan informasi, melakukan komunikasi, dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
"Kami bersyukur hingga saat ini, pihaknya bersama NGO dan pihak terkait lainnya terus dilakukan kegiatan kampanye dengan sasaran siswa SD, SMP, dan masyarakat desa, dalam upaya edukasi," tambah Yoos.
Mengenai kasus kematian akibat rabies, Yoos menekankan pentingnya pelaporan gigitan anjing oleh masyarakat dan menyampaikan bahwa hingga saat di Kabupaten Belu 2 Kasus kematian akibat rabies.
Stok vaksin rabies yang tersedia tinggal 17.500 dosis vaksin rabies, 16.000 dosis sudah digunakan. " Belu akan menerima tambahan 20.000 dosis vaksin dari provinsi pada akhir Mei, dan Pemda mengadakan 10.000 dosis vaksin tahun 2024," katanya. (fan/bbr/cr23)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.