Liputan Khusus

Lipsus -  Muncul Dugaan Kasus Rabies di Kota Kupang, Pemkot Turunkan Tim Terpadu

Ritha menjelaskan, sejak 2023 pihaknya telah melakukan pencegahan rabies dengan melakukan vaksinasi gratis terhadap HPR yakni anjing dan kucing

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/DIONISIUS REBON
Camat Bikomi Tengah, Markus Nesse, S. Ip saat memantau langsung pelaksanaan vaksinasi HPR di Desa Oenenu Selatan, Kecamatan Bikomi Tengah Desember 2023 lalu. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Kupang, Ritha Esany Lay akan menurunkan Tim Terpadu untuk mengecek informasi seorang warga di Kota Kupang meninggal dunia akibat digigit anjing atau hewan penular rabies (HPR).

"Besok (Kamis 30 Mei) Tim Terpadu akan turun ke lokasi, bukan saja petugas dinas pertanian kota Kupang," kata Ritha, Rabu (29/5).

Baca juga: Lipsus - Danau Kelimutu Tiwu Ata Polo Berubah ke Warna Hitam, Rada Khawatir Berdampak Kelaparan

Ritha menjelaskan, sejak 2023 pihaknya telah melakukan pencegahan rabies dengan melakukan vaksinasi gratis terhadap HPR yakni anjing dan kucing yang ada di wilayah Kota Kupang. Bahkan layanan dari rumah ke rumah itu menjadi salah satu langkah percepatan vaksinasi rabies.

Saat itu, petugas juga memberikan edukasi langsung kepada pemilik hewan.

"Imbauan dan edukasi serupa juga kami sampaikan kepada para camat dan lurah untuk diteruskan kepada masyarakat. Termasuk imbauan melalui sosial media seperti Facebook atau Instagram Dinas,” katanya.

“Untuk pencegahan, dilakukan vaksinasi dan jika memungkinkan HPR diikat, dikandangkan, atau tidak dibiarkan berkeliaran bebas,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) NTT, Ir. Erlina R Salmun, M.Kes  memastikan pihaknya  telah mendistribusikan vaksin SAR dan VAR yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan RI itu ke-18 Kabupaten di NTT.

Pihaknya menerima Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sejak bulan Maret, April, Mei 2024.

“Vaksin didistribusikan ke sembilan kabupaten endemis di Pulau Flores. Juga ke 6 kabupaten lain yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Malaka, Belu bahkan Rote, Alor, dan Sumba Timur diberikan untuk berjaga-jaga, antisipasi,” jelas Erlina.

Menurut Erlina, pencegahan harus tetap menjadi prioritas dan bukan hanya disediakan VAR dan SAR. “Hewan peliharaan seperti anjing dan kucing harus diperhatikan, tidak dibiarkan berkeliaran. Edukasi 3 langkah awal kepada masyarakat, yakni jika terkena gigitan cuci luka dengan sabun di air mengalir, berikan antiseptik, lalu bawa ke puskesmas terdekat. Di puskesmas pun sudah ada paramedia yang terlatih menangani kasus-kasus rabies,” jelasnya.

Menurut Erlina, pada tahun 2023, ada satu anjing yang teridentifikasi rabies di wilayah Oesapa. Hasil identifikasi tersebut diketahui setelah sampel otak anjing di periksa di laboratorium. “Mestinya kasus tersebut menjadi pelajaran bagi kita, masif melakukan sosialisasi dan edukasi bukan hanya kepada masyarakat, tetapi juga anak-anak di sekolah. Karena kasus gigitan ini banyak terjadi pada pada anak usia 5-9 tahun. Apalagi banyak anjing dan kucing berkeliaran,” katanya.

Erlina menambahkan, di Kota Kupang juga ada gua monyet,  yang mana monyet termasuk HPR. Hal ini menjadi tantangan bersama, termasuk di wilayah kabupaten untuk mengedukasi hingga ke level desa. “Harus bangun koordinasi dengan sektor-sektor terkait karena kita tidak bisa bekerja sendiri,” pungkasnya.

 

Belu 373 Kasus

Kadis Kesehatan Belu, drg. Maria Ansila E. Mutty, mengatakan menyiapkan 676 Vial VAR yang tersebar di 16 Puskesmas dan gudang farmasi Dinkes Belu serta 99 vial SAR.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved