Opini

Opini: Utang Pemerintah, Beban atau Berkat?

Investasi itu antara lain pembangunan infrastruktur besar-besaran di seluruh pelosok tanah air yang punya multiplayer effect yang sangat luas.

Editor: Dion DB Putra
DOK POS KUPANG
Theodorus Widodo. 

Oleh :Theodorus Widodo

Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT

POS-KUPANG.COM - Kementerian Keuangan baru saja merilis postur utang pemerintah.

Ada beberapa hal menarik dari postur utang ini yaitu, pertama, Pemerintah tidak kuatir tambah utang. Utang yang lumayan banyak ini memang sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Ini sejalan dengan apa yang dikatakan Robert Kiyosaki. Bagi sebuah entitas yang sedang tumbuh dan berkembang utang bukan suatu hal yang tabu. Bahkan dibutuhkan. Asalkan utang itu adalah utang baik yang dipakai untuk investasi, bukan utang buruk. Pemerintah tetap berhutang karena pemerintah terus berinvestasi.

Investasi itu antara lain pembangunan infrastruktur besar-besaran di seluruh pelosok tanah air yang punya multiplayer effect yang sangat luas.

Kedua, utang itu harus tetap dalam batas aman. Utang pemerintah saat ini Rp.8,253 T atau 39,5 persen dari PDB sebesar Rp.20,892.4 T. Ini aman menurut konvensi international dan aman menurut Undang-undang Keuangan Negara yaitu maksimal 60 persen.

Ketiga, porsi utang Pemerintah Rp.8,253 T itu ternyata bagian terbesarnya adalah utang kepada rakyatnya sendiri yaitu sebesar Rp.7,278 T atau 88.2 persen.

Utang pemerintah hampir semuanya berasal dari Surat Berharga Negara (SBN). Ini menggambarkan keberhasilan Pemerintah dalam meningkatkan kemandirian pembiayaan dari sumberdaya domestik. Nampak jelas di sini meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan.

Keempat, utang SBN itu didominasi rupiah yang berarti bebas dari fluktuasi nilai tukar mata uang. Itulah pula sebabnya kenapa nilai tukar rupiah yang melemah belakangan ini nyaris tidak berdampak pada kondisi perekonomian nasional.

Kekuatiran orang bahwa akan terjadi krisis sebagaimana yang terjadi tahun 1998 tidak akan terjadi. Tidak ada tanda-tanda ke arah situ.

Hal menarik lainnya, pinjaman pemerintah saat ini dengan tenor atau jangka waktu panjang ternyata melebihi 90 persen dari total utang.

Alhasil, pemerintah sekarang bisa lebih leluasa ambil kebijakan investasi jangka panjang. Di antaranya pembangunan jalan, jembatan, bendungan, bandara, pelabuhan, pabrik, smelter dan banyak fasilitas lainnya diseluruh pelosok negeri tanpa terkecuali.

Asal tahu saja, SBN ini terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Obligasi Negara Retail (ORI) yang jadi program andalan SUN dan Sukuk yang jadi andalan SBSN diluncurkan hampir 2 bulan sekali dan selalu ludes terjual dalam tempo yang amat sangat singkat. Dilahap habis pasar perdana yang sangat greedy.

Selain menunjukkan kepercayaan investor domestik dan asing kepada pemerintah, SBN dan SBSN ini memang jauh lebih seksi ketimbang deposito, tabungan, investasi pasar modal, trading valas dan berbagai produk keuangan lain.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved