Opini
Opini: Merdeka Belajar Sepanjang Hayat
Pemerintah memberi alternatif pilihan penerapan kurikum merdeka kala itu melalui tiga pilihan; mandiri belajar, mandiri berbagi, dan mandiri berubah.
Oleh: Yahya Ado
Narasumber IKM Nasional dan Konsultan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi NTT
POS-KUPANG.COM - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2024 mengusung tema transformatif, “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar”. Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dilakukan di semua jenjang pendidikan sejak episode pertama di Desember 2019 sampai di episode ke 26 pada bulan Agustus tahun 2023 lalu.
Pemerintah memberi alternatif pilihan penerapan kurikum merdeka kala itu melalui tiga pilihan; mandiri belajar, mandiri berbagi, dan mandiri berubah.
Hingga di tahun ajaran baru 2024/2025 yang segera tiba, kurikulum merdeka telah dicanangkan menjadi Kurikulum Nasional secara utuh, tanpa ada alternatif pilihan mandiri.
Namun begitu, ada ruang merdeka bagi sekolah, terutama yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk merdeka memilih mengimplementasikan kurikulum merdeka pada tahun 2024/2025, 2025/2026, atau bahkan di tahun 2026/2027.
Ini juga adalah bagian dari kemerdekaan memilih penerapan kurikulum merdeka di setiap satuan pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) RI, No. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum Merdeka untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah (SMP/SMA/SMK/SLB) memberi beberapa pencerahan penting tentang penerapan kurikulum merdeka.
Hal paling dasar adalah bagaimana pembelajaran di setiap jenjang pendidikan menekankan pada pengakuan nilai-nilai budaya lokal.
Menjadikan setiap pelajar Indonesia memiliki profil pelajar Pancasila. Ini menandakan agar setiap proses belajar siswa memastikan pendalaman nilai moral dan budaya di tengah gencaran arus moderenisasi global yang ganas.
Lagi-lagi, falsafah pembelajaran sepanjang hayat hendak memastikan bahwa setiap siklus belajar anak, harus menekankan pada aspek penciptaan
pengalaman belajar yang berkesan.
Bisa melalui projek pembelajaran, project based learning, ekspolorasi, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan keterlibatan langsung siswa secara nyata dalam pembelajaran.
Pembelajaran hal-hal konkrit untuk membangun pengalaman nyata dan ruang penciptaan inovasi dan kreasi.
Paradigma Pendidikan
Dalam konteks merdeka belajar, paradigma pendidikan memuat pesan sangat penting untuk perubahan cara berpikir dan peradaban pendidikan yang berkelanjutan. Artinya kita perlu menciptakan pembelajaran yang benar-benar berpusat pada kebutuhan individu setiap peserta didik.
Menghargai karakteristik unik dan terdifirensiasi. Agar setiap anak memahami dan menyadari potensi besar yang ada dalam diri.
Opini: Urgensi Perda NTT Tentang Pengelolaan Muro dan Kearifan Lokal Lainnya |
![]() |
---|
Opini: Mengobati Luka Menata Harapan, Perdagangan Orang dalam Geliat Pembangunan NTT |
![]() |
---|
Opini: Jangan Takut pada One Piece, Rayakan Kreativitas dalam Semangat Kemerdekaan |
![]() |
---|
Opini: Wabah Rabies dan Tumpulnya Nurani terhadap Sesama |
![]() |
---|
Opini: Mencari Wajah Allah di Tengah Derita dan Bencana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.