Opini

Opini: Paskah dan Ujian Sekolah Berintegritas

Melalui perayaan-perayaan liturgi, Gereja mengungkapkan kesatuannya dengan Kristus, Sang Mempelai, dalam kesatuan mesra ikatan kasih.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO
Albertus Muda 

Sementara itu, dalam peringatan Jumat Agung, para guru dan siswa dapat belajar penyangkalan diri dalam menumbuhkan integritas diri. US tidak boleh dilihat sebagai salib atau beban yang memberatkan. Akan tetapi, melaluinya para guru dan siswa dapat belajar bersama untuk menemukan jalan keluar dalam mengatasi berbagai problem atau masalah yang menyertai siswa dalam belajar juga guru dalam menjalankan tugas mengajar dan mendidik.

Para siswa mesti mencoba menghindari hal-hal yang mempengaruhi otentisitas hasil yang hendak dicapainya. Tidak mudah tergoda melakukan hal-hal yang instan dan tidak jujur. Para siswa dan guru mesti mendahulukan nilai-nilai yang esensial dan hakiki demi mendapatkan mutu diri dan lembaga yang semakin berkualitas.

Demikian juga, dalam liturgi Vigili atau Malam Paskah. Masing-masing bagian liturgi mulai dari upacara cahaya, liturgi sabda, liturgi baptis, liturgi ekaristi dan penutup mestinya dimaknai secara mendalam.

Dalam konteks pendidikan dan pengajaran, guru dan siswa mesti keluar dari situasi keterkungkungan dan kegelapan dengan berani membuka batu penutup makam yang menghalangi untuk meraih masa depan yang cerah. Dengan demikian, maka liturgi sabda mengajak para siswa untuk membaca dengan tekun dan mendalami bahan-bahan yang telah diberikan untuk dipahami dan dimengerti.

Namun, cenderung kita ditelikung oleh kebiasaan-kebiasaan lama yang melawan kehendak nurani, maka perlu adanya pembaruan diri untuk membarui hidup. Selain itu, para guru dan siswa wajib menerima dan mensyukuri hasil yang diperoleh dengan mempersembahkan kepada Allah sumber kebijaksanaan dan pengetahuan.

Akhirnya, guru dan siswa mesti menjadi saksi tentang kebenaran dan kejujuran bahwa apa yang diperoleh adalah bagian dari proses yang jujur dan bermartabat.

US berintegritas adalah suatu konsep yang sangat penting dalam sistem pendidikan saat ini. Ini tidak hanya tentang mengukur pengetahuan siswa, tetapi juga tentang membangun karakter dan integritas dalam diri mereka. Oleh karenanya, ada beberapa pemikiran penting yang dapat menjadi kontribusi positif bagi setiap satuan pendidikan.

Pertama, membangun integritas siswa. US menjadi kesempatan membangun karakter siswa dengan mengajarkan mereka pentingnya kejujuran dan etika.

Kedua, menghindari kecurangan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kejujuran dan integritas, US dapat membantu mengurangi kecenderungan siswa untuk berlaku curang dalam ujian.

Ketiga, mengukur pemahaman sejati. Dengan fokus pada pemahaman yang mendalam daripada sekadar menghafal informasi, US berintegritas mendorong siswa untuk benar-benar memahami materi pelajaran. Hal ini menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa, yang dapat membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan kritis dan analitis.

Keempat, persiapan untuk menghadapi tantangan dunia nyata. US membantu menciptakan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berintegritas serta siap untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks dan beragam.

Kelima, meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan mengedepankan prinsip kejujuran dalam US, kita membangun fondasi yang kuat untuk sistem pendidikan yang berkualitas.

Ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi siswa, tetapi juga membantu meningkatkan nama baik sekolah dan sistem pendidikan secara keseluruhan.

Dengan demikian, US berintegritas bukan hanya tentang mengukur pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan moral siswa. Ini adalah langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan yang ada. Selamat menjalani hari-hari US bagi para siswa. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved