Wisata NTT
Wisata NTT - Jangan Lewatkan Pesona Tradisi Budaya Kampung Adat Praimadita Sumba Timur
Desa Praimadita tidak hanya punya potensi wisata alam, tetapi juga menyuguhkan pesona tradisi budaya yang sayang untuk Anda lewatkan.
POS-KUPANG.COM - Desa Praimadita di Kecamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sudah terkenal dengan potensi wisata alam, baik wisata daratan maupun wisata pantai. Sebut beberapa, misalnya, Bukit Tana Rara, Pantai Tarimbang, Pantai Walakiri, Air Terjun Tanggedu, Bukit Wairinding, Bukit Tanau, dan Kampung Adat Prailiu.
Namun, Desa Praimadita tidak hanya punya potensi wisata alam, tetapi juga menyuguhkan pesona tradisi budaya
yang sayang untuk Anda lewatkan.
Berikut ini disebutkan beberapa acara adat yang sering dilakukan secara reguler setiap tahun.
1. Menjala Ikan/Panen Ikan (La Luana)
Sekali dalam setahun, masyarakat Desa Praimadita menggelar tradisi panen ikan bersama. Seluruh masyarakat Desa Praimadita termasuk kampung-kampung lain di sekitarnya ikut memanen ikan di Muara Lalona. Panen hanya dilakukan pada saat yang sudah ditentukan oleh tua adat (Rato).
Masyarakat dilarang menjala ikan di lokasi tersebut di luar jadwal yang telah ditentukan. Bahkan pohon bakau atau pohon serta tumbuhan yang ada di sekitar danau pun tidak boleh dipotong, dilukai, atau dirusak. Masyarakat percaya, bila ada yang melanggar maka akan menderita sakit bahkan meninggal dunia.
Bagi masyarakat atau wisatawan yang sedang datang bulan (menstruasi) dan sedang hamil dilarang masuk ke dalam danau saat panen ikan berlangsung. Pamali menurut keyakinan mereka. Bila melanggar wanita tersebut bisa saja hilang di danau.
Sebelum panen ikan dimulai, masyarakat akan menggelar ritual adat yang dipimpin oleh seorang Rato. Meski agama mulai berkembang dan dianut oleh sebagian besar masyarakat di Desa Praimadita, masyarakat masih taat menjalankan tradisi budaya Marapu (kepercayaan asli di Sumba), termasuk saat menjali ritual di danau sebelum panen ikan.
Rato akan melakukan hamayang (sembahyang) lalu memotong ayam dan babi. Setelah ritual berlangsung, Rato akan menebarkan jala Marapu terlebih dahulu. Jala Marapu merupakan jala pertama yang akan memanen ikan.
Setelah itu, barulah masyarakat lain bisa memanen ikan yang ada di danau. Semua boleh memanen namun waktunya dibatasi. Jika sang Rato mengatakan waktu telah selesai, maka semua masyarakat harus keluar dari danau dan menghentikan segala aktivitas.
Waktu panen hanya dilakukan satu hari. Biasanya panen dilakukan pada bulan Juli atau Agustus mulai pukul 11.00-15.00 WITA.
2. Tradisi panen padi (April-Juli)
Sebagian besar masyarakat di Desa Praimadita beprofesi sebagai petani. Biasanya sebelum panen padi, keluarga yang mempunyai sawah akan memberi informasi kepada keluarga, sanak saudara (peika analalu) bahwa mereka akan melakukan panen.
Keluarga dan tetangga yang sudah mendapatkan infomrasi biasanya akan membawa beras, gula, ayam, dan bahan makanan lain bagi keluarga yang akan panen.
Lalu, akan ada sembahyang (hamayang) dengan memotong ayam jantan. Tua adat akan melihat alur hati dan usus untuk mengetahui apakah panen akan berhasil atau adakah hambatan saat panen.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.