Nagekeo Terkini
Pendamping dan Ketua OMK Hingga Koalisi KOPI Ungkap Keterlibatan Vian Ruma Soal Penolakan Geotermal
Kasus kematian Rudolfus Oktavianus Ruma atau yang lebih dikenal Vian Ruma, pria asal Kampung Wio, Desa Ngera, menyisahkan misteri.
POS-KUPANG.COM, MBAY - Kasus kematian Rudolfus Oktavianus Ruma atau yang lebih dikenal Vian Ruma, pria asal Kampung Wio, Desa Ngera, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga kini masih menyisakan misteri dan tanda tanya besar di kalangan keluarga dan rekan-rekannya.
Vian Ruma ditemukan dalam keadaan tergantung di sebuah pondok dekat pantai di Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Jumat (5/9/2025) pagi.
Saat ditemukan, korban dalam keadaan tergantung di dalam pondok yang terbuat dari pelupu tersebut. Sebuah tali terikat di leher korban dan posisi kaki korban menyentuh lantai pondok yang juga terbuat dari pelupu.
Sebuah tas berwarna hitam berada tepat dibawah kaki korban, handphone yang diduga milik korban juga berada tak jauh dari posisi korban tergantung.
Selain tas, ada sebuah kantong plastik kresek berwarna biru, sebuah sepatu berwarna hitam, sebuah sepatu berwarna putih juga terlihat berada tak jauh dari kantong plastik kresek tersebut.
Selain barang-barang tersebut, dalam foto yang beredar di media sosial juga ditemukan sebuah helm berwarna hitam dan sebuah motor jenis Honda CRV yang berada di luar pondok.
Berdasarkan keterangan Kapolsek Nangaroro, Iptu Juliardi Sinambela yang dikonfirmasi Jumat (5/9//2025) malam melalui pesan WhatsApp, korban diduga meninggal dunia sudah lebih dari tiga hari.
Setelah melakukan olah TKP, pihaknya mengevakuasi korban menuju Puskesmas Nangaroro guna pemeriksaan lebih lanjut.
Vian Ruma dikenal sebagai sosok pria pendiam dan bergabung di beberapa organisasi lokal baik di Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Hati Kudus Yesus Maunori sebagai Ketua OMK di Lingkungannya di Kampung Wio, Desa Ngera, Kecamatan Nangaroro, Ia juga tercatat sebagai anggota Koalisi KOPI untuk wilayah Kabupaten Nagekeo.
Sejumlah kalangan bahkan mengaitkan-kaitkan kasus kematian Vian Ruma dengan aksi penolakan proyek geotermal di wilayah Keuskupan Agung Ende termasuk wilayah Kevikepan Mbay beberapa waktu lalu.
Terkait hal ini, Ketua OMK Paroki Hati Kudus Yesus Maunori, Kris Kase yang dikonfirmasi, mengatakan, dirinya juga terlibat langsung dalam aksi penolakan proyek geotermal beberapa waktu lalu.
"Saya tidak bisa menyimpulkan bahwa kematian Vian ini bagian dari kerja-kerja untuk pergerakan teman-teman, setelah aksi itu saya pribadi tidak pernah mendapat ancaman dan saya yakin hal yang sama juga terjadi pada almarhum dan kalaupun menjadi target mestinya yang ditargetkan itu aktor-aktor utama, Pa Vian hanya peserta demonstrasi, tapi sepertinya kemarin dia tidak ikut demo, karena dia bukan bagian dari OMK disini dan dia aktif di sekolah jadi dia tidak ikut terlibat dalam aksi demonstrasi," terang Kris Kase.
Sementara itu, RD. Yanto Songka, Ketua Tim Pastoral Kepemudaan Kevikepan Mbay, RD. Yanto Songka saat dikonfirmasi, Sabtu (6/9/2025) malam juga secara tegas mengatakan almarhum Vian Ruma bukan merupakan aktivis yang getol menyuarakan penolakan terhadap proyek geotermal.
"Dia anak muda yang baik, kita berteman cukup lama, lalu tidak pernah protes saat kita minta bantuan atau diberikan tugas, kebetulan dia juga adalah salah satu anggota pengurus OMK Kevikepan Mbay," ungkap RD Yanto Songka.
RD Yanto juga mengungkapkan, saat aksi penolakan proyek geotermal beberapa waktu lalu, Vian Ruma tidak ikut terlibat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.