Opini

Opini: Meneropong Pendidikan yang Ideal

Manusia memiliki naluri untuk melihat fenomena, menganalisis persoalan, membaca peluang, dan menciptakan solusi.

Editor: Dion DB Putra
@Kemendikbud
Ilustrasi. 

Namun, yang menjadi tanda tanya adalah sudahkah pendidikan yang ideal tercipta di setiap proses pembelajaran.

Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan, membagi gambaran sistem pendidikan ke dalam dua (2) bentuk, yakni sistem pendidikan yang dominatif dan humanis.

Menurut Freire, dalam sistem pendidikan yang dominatif, guru sebagai pendidik menjadi pusat dari segalanya. Guru dipandang sebagai referensi belajar tunggal, sehingga dapat mempengaruhi kesadaran peserta didik.

Dominasi tersebut tentu menciptakan sekat antara guru dan peserta didik, seolah berada pada posisi subjek dan objek.

Sedangkan, sistem pendidikan yang humanis, jelas Freire, lebih membuka ruang eksplorasi yang luas kepada peserta didik untuk mengenal dirinya dan memahami lingkungan sekitarnya secara kritis. Di sini, dominasi antara subjek dan objek diruntuhkan melalui ruang-ruang pendidikan yang humanis.

Saat ini, sistem pendidikan yang dominatif tentu masih berlangsung pada beberapa kondisi. Pembelajaran yang berpusat pada guru masih menjadi perbincangan menarik di seputar dunia pendidikan.

Kekacauan sistem, lemahnya kultur yang positif, dan minimnya sumber daya manusia kerap menjadikan sistem pendidikan yang dominatif sebagai kewajaran yang dilegitimasi.

Secara perlahan, tanpa disadari, upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi terhambat akibat tidak adanya input yang berkualitas dan proses pembelajaran yang baik.

Membangun Ruang Pendidikan yang Humanis

Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari benturan sistem pendidikan yang dominatif, maka dibutuhkan kerja ekstra dalam membangun ruang-ruang pendidikan yang humanis.

Ruang-ruang pendidikan yang humanis mengacu pada kondisi pembelajaran yang inklusif, eksploratif, dan kreatif.

Di dalamnya, peserta didik dapat menjadi dirinya sendiri, mengembangkan potensinya tanpa rasa takut, mengekspresikan dirinya tanpa tekanan, serta berkreasi dengan bebas dan bertanggung jawab.

Setiap ruang pendidikan sudah seharusnya dimodifikasi menjadi tempat belajar yang memerdekakan dan memberdayakan.

Dalam membangun ruang-ruang pendidikan yang humanis, terdapat tiga (3) poin utama yang harus diperhatikan dan dioptimalkan, yakni manajemen pendidikan, kultur positif, dan sumber daya manusia.

Pertama, manajemen pendidikan harus bisa mengelola perencanaan pembelajaran, masukan (input) pendidikan yang berkualitas, pengawasan proses pendidikan, dan pengukuran ketercapaian hasil pembelajaran.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved