Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 7 April 2024, Allah yang Maharahim

kebaikan Tuhan, membuat manusia terjebak lebih jauh ke dalam mekanisme pertahanan diri dan semakin mengucilkan diri dari Tuhan.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROSALINA LANGA WOSO
Romo Leo Mali menyampaikan Renungan Harian Katolik Minggu 7 April 2024 dengan judul Allah yang Maharahim. 

Rahim Allah yang melahirkan Gereja

Dalam Injil hari ini, Yesus yang bangkit dua kali menampakkan diri dan menjumpai para Murid.

Pertama, pada kumpulan murid-murid yang sedang ketakutan setelah Sabat pertama lewat.

Kedua, pada delapan hari setelah itu, saat Thomas hadir dalam kawanan mereka. Pada kedua kesempatan itu IA menyampaikan salam damai yang membebaskan mereka dari ketakutan, tetapi juga salam yang membangkitkan iman serta kepercayaan diri yang baru.

Yesus Kristus menunjukkan kasihNya yang tidak berubah kepada para Murid.  Sikap ini mendasari perayaan hari ini sebagai hari minggu kerahiman Allah.

Predikat “Maharahim” kita lekatkan pada pribadi Allah untuk melukiskan figur seorang ibu yang melahirkan kehidupan baru. Nabi Yesaya membandingkan hubungan antara  manusia dan Allah dengan hubungan antara seorang ibu dengan anak anaknya. 

“Mungkinkah seorang ibu melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun ia melupakannya, Aku (Allah) tidak akan melupakan engkau” (Yes.49:15).

Perbandingan ini  menjadi nyata dalam perayaan Paskah kebangkitan Tuhan. Paskah menandai awal dari kehidupan baru yang lahir kembali dari kerahiman Allah. Kristus yang bangkit tidak menghukum murid-muridNya yang rapuh, dalam seluruh ketakutan mereka.

IA memeluk mereka seperti kehangatan pelukan seorang ibu. Lihatlah apa yang kemudian terjadi.Dari balik pintu-pintu terkunci itu lahirlah sebuah generasi baru para saksi iman.

Para murid yang awalnya ketakutan itu mendapatkan iman yang dibentuk oleh perjumpaan dengan Yesus Kristus yang bangkit. Iman seperti inilah yang mengalahkan dunia. (IYoh.5:1-6).

Santo Yohanes Paulus ke II dalam Ensikliknya Redemptoris Missio menegaskan : “Manusia jaman sekarang lebih percaya kepada para saksi yang memberi teladan ketimbang para guru, lebih percaya kepada pengalaman ketimbang doktrin, lebih percaya kepada hidup dan contoh ketimbang teori. Kesaksian hidup kristiani adalah bentuk pertama  dari misi yang tidak tergantikan: Kristus, yang tentang DIA kita bersaksi adalah saksi per eccelenza”  (Redemptoris Missio, 42). 

Kita semua dipanggil menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus melalui perubahan hidup secara pribadi, tetapi juga secara bersama seperti dalam cara hidup jemaat perdana di Yerusalem.

Perjumpaan dengan Tuhan Yang Bangkit serta pengalaman mereka akan kerahiman dan kemurahan hati Allah menjadikan mereka juga murah hati dan rela berbagi. Hati dan jiwa mereka terikat satu sama lain oleh kerahiman Kristus yang bangkit (Kis.4:32-35).

Kemurahan serta kerahiman hati Tuhan Yesus Kristus yang bangkit menjadi rahim dari kemurahan dan sukacita sejati murid-murid Kristus. Gereja lahir dari kemurahan hati Allah yang rahim.

Demikian pula Gereja selalu terpanggil untuk menjadi tanda sejati dari kerahiman Allah bagi dunia.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved