Terorisme

Akui Keterlibatan Kelompok Radikal dalam Serangan Moskow, Putin Tetap Curiga Keterlibatan Ukraina 

Terlepas dari semua tanda-tanda yang mengarah ke NIIS, Putin tak mau melepaskan kecurigaan terhadap Ukraina.

|
Editor: Agustinus Sape
AP/ALEXANDER ZEMLIANICHENKO
Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di Balai Kota Crocus, dikawal polisi dan petugas FSB di Pengadilan Distrik Basmanny di Moskwa, Rusia, pada 24 Maret 2024. 

”Jika pemerintah membiarkan penyiksaan terhadap tersangka terorisme, pemerintah juga akan mengizinkan kekerasan yang melanggar hukum terhadap warga negara lainnya,” sebut kelompok itu.

Baca juga: Uni Emirat Arab Kutuk Serangan Teroris di Gedung Konser Moskow Rusia

Net Freedoms, kelompok lain yang berfokus pada kasus-kasus kebebasan berpendapat, Putin dan dinas keamanan mengizinkan pembunuhan di luar proses hukum. Putin bahkan memberikan instruksi kepada pasukan keamanan untuk ”menghukum pengkhianat tanpa batas waktu di mana pun mereka berada”.

Net Freedoms menilai perlakuan terhadap tersangka penembakan itu kemungkinan awal dari Teror Besar baru. Ini mengacu pada penindasan massal yang pernah dilakukan diktator Soviet, Josef Stalin. Kelompok ini khawatir polisi akan semakin brutal terhadap tersangka kasus terorisme dan peningkatan kejahatan kekerasan terhadap migran.

Sergei Davidis dari kelompok HAM Memorial mengatakan, penganiayaan aparat penegak hukum terhadap tersangka bukan hal baru. Praktik penyiksaan itu sudah dilakukan terhadap tawanan perang Ukraina, para teroris, orang yang terlibat kasus pengkhianatan tingkat tinggi, dan kejahatan lainnya.

”Semua tersangka kasus yang diselidiki Dinas Keamanan Federal pasti disiksa. Baru kali ini saja hasil penyiksaan mereka dilihat publik,” ujarnya.

(kompas.id/reuters/afp/ap)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved