Terorisme

Gedung Pusat Anti-Radikalisme Nasional Akan Didirikan di Jakarta

Ia menambahkan, pusat nasional juga akan berfungsi sebagai fasilitas utama BNPT untuk koordinasi dan rehabilitasi narapidana terorisme.

Editor: Agustinus Sape
ANTARA/HO-BNPT RI
Kepala Biro Umum BNPT sekaligus Ketua Tim Teknis Pembangunan Pusat Kesiapsiagaan Nasional Marsma TNI Fanfan Infansyah di Aula Museum Adhi Pradana BNPT, Bogor, Jawa Barat, Senin (30/12/2024). 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Kepala Biro Umum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Fanfan Infansyah mengatakan BNPT berencana mendirikan Pusat Kesiapsiagaan Nasional di Jakarta Barat pada tahun ini.

Infansyah, yang juga Ketua Tim Teknis yang membidangi pembangunan pusat nasional, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengatakan fasilitas tersebut diharapkan dapat berperan strategis dalam meningkatkan kesiapan dan ketahanan bangsa terhadap ancaman teror.

Ia menambahkan, pusat nasional juga akan berfungsi sebagai fasilitas utama BNPT untuk koordinasi dan rehabilitasi narapidana terorisme.

Selain itu, lanjutnya, pusat tersebut akan menjadi platform bagi lembaga antiteror untuk mengevaluasi koordinasi antar lembaga penegak hukum dan menyelenggarakan kegiatan kontra-radikalisasi.

“Bangunan ini juga akan berdiri sebagai simbol integrasi nasional. Sarana prasarana yang akan dibangun bukan hanya untuk memperkuat kesiapsiagaan, tapi juga menjadi pusat koordinasi dan rehabilitasi para returnees," ucap dia menambahkan.

Peran perguruan tinggi

Pendidikan dinilai menjadi cara ampuh membangun kesadaran warga untuk memperkuat nilai toleransi, inklusif, mengembangkan wawasan kebangsaan, dan cinta tanah air. Karena itu, perguruan tinggi perlu mempersiapkan generasi muda cerdas, berkarakter, dan teguh hidup dengan nilai Pancasila.  

Kepedulian perguruan tinggi untuk turut memperkuat kesadaran, komitmen, dan perilaku melawan korupsi, radikalisme/terorisme, hingga judi daring didorong Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Perguruan tinggi dapat mendukung langkah strategis untuk membekali mahasiswa memiliki nilai-nilai baik dalam dirinya melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat serta kebijakan yang tepat.

”Pendidikan menjadi usaha paling ampuh menyebarkan kesadaran, memperkuat nilai toleransi, inklusif, serta mengembangkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air,” ungkap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro, di Jakarta, Senin (23/12/2024).

”Pendidikan berperan fundamental membangun masyarakat tangguh,” ujarnya. Karena itu, peran perguruan tinggi untuk mencegah radikalisme dan terorisme perlu dioptimalkan.

Saat menghadiri peluncuran buku seri ”Tercerahkan dalam Kedamaian” yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pekan lalu, Kepala BNPT Komisaris Jenderal Eddy Hartono memaparkan, peluncuran buku ini merupakan wujud tanggung jawab pemerintah mencegah terorisme.

Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. ”Pencegahan dalam undang-undang diatur ada tiga hal, yakni kesiapsiagaan nasional, kontraradikalisasi, dan deradikalisasi. Peluncuran buku ini menjadi bagian dari kesiapsiagaan nasional, yakni melalui kajian terorisme,” kata Eddy.

Mahasiswa terlibat judi

Selain itu, perguruan tinggi diajak peduli persoalan judi daring yang meresahkan kelompok pelajar dan mahasiswa. Tercatat, pemain judi daring di lingkup pelajar dan mahasiswa mencapai 960.000 orang, yang didominasi mahasiswa. Untuk itu, perlu pendekatan edukatif dan kolaboratif dalam mencegah dan menangani perjudian daring.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved