Terorisme
Akui Keterlibatan Kelompok Radikal dalam Serangan Moskow, Putin Tetap Curiga Keterlibatan Ukraina
Terlepas dari semua tanda-tanda yang mengarah ke NIIS, Putin tak mau melepaskan kecurigaan terhadap Ukraina.
Para pemimpin ISKP kemungkinan juga melihat Rusia mendukung berlanjutnya kekuasaan Taliban yang telah menindas mereka. Mereka mengingat operasi militer Soviet di Afghanistan pada 1980-an dan ”jihad” yang dilakukan ayah atau kakek mereka melawan Rusia. Perang berdarah Rusia di Chechnya pada 1999 bisa jadi salah satu faktor.
Baca juga: Menhan AS Peringatkan Ancaman terhadap Ukraina, Perlu Bantuan Militer ke Kyiv
Sebagian besar serangan yang terkait dengan ekstremis yang menimpa Rusia dalam seperempat abad terakhir dilakukan kelompok separatis Chechnya. Di antaranya kasus penyitaan sekolah di Beslan pada 2004 yang menewaskan 300 orang. Ada pula pengeboman apartemen pada 1999 yang memicu lagi perang Rusia-Chechnya.
Setelah NIIS mendeklarasikan kekhalifahan di sebagian besar Suriah dan Irak pada Juni 2014, ribuan laki-laki dan perempuan dari seluruh dunia bergabung. Mereka termasuk ribuan orang dari bekas Uni Soviet, ratusan di antaranya dari Tajikistan.
Salah satu tokoh paling menonjol yang bergabung dengan NIIS adalah Gulmurod Khalimov. Dia perwira pasukan khusus Tajikistan sebelum membelot dan bergabung dengan NIIS di Suriah pada 2015. Pada 2017, militer Rusia mengatakan, Khalimov terbunuh dalam serangan udara Rusia di Suriah.
NIIS mengakui sebagai dalang pengeboman pada 2015 terhadap sebuah pesawat Rusia yang membawa wisatawan pulang dari resor Mesir Sharm al-Sheik. Dua tahun kemudian, mereka mengaku di balik bom bunuh diri di kereta bawah tanah di St Petersburg yang menewaskan 15 orang.
Dipaksakan
Sampai sejauh ini sudah ada 11 orang yang ditahan, empat tersangka di antaranya mengaku melarikan diri ke arah wilayah Bryansk untuk mencoba menyelinap masuk ke Ukraina.
Keempat pelaku yang semua warga negara Tajikistan itu mengaku bersalah dan bisa diancam dengan hukuman seumur hidup.
Namun, jika melihat kondisi wajah mereka yang lebam dan bengkak seperti mengalami penyiksaan, pengakuan bersalah mereka mungkin dipaksakan.
Salah satu pelaku, Dalerdzhon Mirzoyev, tampak lemas bersandar pada kaca saat tuduhan terorisme dibacakan.
Pelaku lain, Saidakrami Rachabalizoda, muncul dengan telinga dibalut perban. Sementara Muhammadsobir Fayzov muncul dengan pakaian rumah sakit dan duduk di kursi roda dengan wajah penuh luka.
Tersangka keempat, Syamsiddin Fariduni, wajahnya juga memar. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak menjawab pertanyaan wartawan mengenai apakah mereka disiksa.
Kantor berita Rusia, Interfax, menyebutkan, pengadilan menahan dua tersangka lagi yang berasal dari Tajikistan, yakni ayah dan anak Isroil dan Aminchon Islomov. Putranya yang berkewarganegaraan Rusia, Dilovar, juga ditahan.
Komite Investigasi meyakini Aminchon dan Dilovar direkrut oleh Fariduni. Dilovar disebutkan sebagai pemilik mobil yang digunakan ketika mereka menyerang Balai Kota Crocus.
Kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia di Rusia mengecam kekerasan yang dialami para tersangka. Team Against Torture, kelompok yang menentang kebrutalan polisi, mengatakan, para pelaku memang harus menghadapi hukuman berat, tetapi mereka tidak boleh diperlakukan dengan biadab. Nilai kesaksian atau pengakuan yang diperoleh melalui penyiksaan itu tidak kuat.
serangan di Balai Kota Crocus
serangan di gedung konser Moskow
Vladimir Putin
Ukraina
Pos Kupang Hari Ini
POS-KUPANG.COM
Gedung Pusat Anti-Radikalisme Nasional Akan Didirikan di Jakarta |
![]() |
---|
Kelompok Radikal Masih Membayang, Densus 88 Tangkap 8 Anggota NII di Sumatera dan Jawa |
![]() |
---|
Satu Polisi Tewas Saat Teroris Serang Rombongan Diplomat Indonesia dan Negara Lain di Pakistan |
![]() |
---|
7 Orang Ditangkap Usai Sebar Teror Terkait Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia |
![]() |
---|
Densus 88 Tangkap Dua Tersangka Teroris di Jakarta Barat, Sudah Siapkan Bahan Peledak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.