Liputan Khusus
Lipsus - Berangkat Non Prosedural, PMI Asal NTT Disiksa Anak Majikan di Arab Saudi
Wanita itu diduga merupakan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi. Dia mengaku mendapat ancaman dari majikannya.
"Kemarin dulu ketika mendapat informasi ini dan kita langsung koordinasi. Pertama kita cek di data base website Kemenaker (SISKOPMI) nama - nama PMI asal Nagekeo. Nah nama anak ini, Andi Darmawaty, tidak ada di data base. Kalau tidak ada nama artinya dia PMI ilegal atau nonpredural," jelas Aurelius.
Setelah mengetahui Andi Darmawaty tidak ada di data base Aurelius berkoordinasi dengan BP3MI. Aurelius menegaskan, pihaknya mengedepankan rasa kemanusiaan dalam persoalan ini, bukan soal benar dan salah dalam konteks status PMI apakah ilegal atau legal.
"Namanya orang sudah di pinggir jurang. Namanya kita sebagai manusia menolong dulu. Sebagai manusia kita menolong, sebagai pemerintah kita sudah melakukan koordinasi. Dan kita bergerak cepat. Informasi ini tadi malam sudah sampai di KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Riyadh (Ibu Kota Negara Arab Saudi)," kata Aurelius.
Aurelius belum mau berkomentar jauh soal isi pengakuan Andi Darmawaty di video yang beredar tersebut. Sebab, butuh pendalaman. "Komunikasi dengan BP3MI akan terus kami bangun untuk penanganan masalah ini," kata Aurelius.
Dia mewaspadai mafia human trafficking dan bisa jadi agen dari Andi Darmawaty mau 'cuci tangan'. Aurelius berasumsi demikian, namun dia berharap asumsinya tidak benar.
"Agen tidak mau membayar gaji orang, karena illegal. Dia tidak mau memulangkan dan dia ciptakan dengan cara begitu sehingga pemerintah turun tangan, pemerintah yang membiayai kepulangan," jelasnya.
Aurelius menambahkan, PMI legal asal Nagekeo yang bekerja di Arab Saudi ada sekitar tiga orang. Dan sejauh ini baik - baik saja. Tiga orang PMI ini dapat dipantau karena memang berangkat secara prosedural. (orc)
Ikuti Liputan Khusus POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.