Liputan Khusus
Lipsus - Jaga Harga Beras Tidak Terus Meroket, Bulog NTT Siapkan 14 Ribu Ton
Faizal juga menyampaikan, hingga saat ini penyaluran bantuan pangan masih berjalan. Untuk tahap pertama dialokasikan pada periode Januari hingga Maret
"Ada peningkatan, beberapa jenis sembako naik terutama beras jenis premium sudah Rp 16 ribu per kilogram," ujar Siprianus, Kamis (22/2).
Dia memberikan data pelbagai jenis pangan di Pasar Inpres Larantuka dari harga saat ini dan sebelumnya. Harga cabai keriting Rp 80 ribu per kilogram, cabai merah besar Rp 86 ribu, cabai rawit merah Rp 53 ribu, dan cabai rawit hijau Rp 40 ribu.
Kemudian bawang merah di angka Rp 33 ribu per kilogram, bawang bombai Rp 43 ribu, dan bawang putih Rp 40 ribu. Sementara tomat masih mahal yaitu Rp 25 ribu per kilogram.
"Kalau tomat, penyebab kenaikan karena belum musim panen. Faktornya memang produksi menurun, belum musim panen," katanya.
Harga Beras di Kabupaten Belu tembus Rp 17 ribu per kilogram. Pemerintah ajak warga bisa memanfaatkan pangan lokal sebagian alternatif.
Kepala Bidang Sarana Distribusi dan Stabilisasi Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Belu, Rainard M. Koli, saat ditemui mengakui bahwa harga beras, terutama merek Lonceng, telah mencapai 17 ribu rupiah per kilogram. Situasi ini menjadi perhatian serius, terutama dengan adanya keterbatasan daya beli masyarakat.
Rainard menjelaskan bahwa Kabupaten Belu bukanlah daerah penghasil beras, melainkan daerah konsumen beras. Kata dia, distribusi beras ke Belu melibatkan proses distribusi panjang dari tiga daerah utama, yaitu Pulau Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat.
"Sebelum masa pasca panen, stok beras dari tiga daerah ini menurun, dan ini berdampak pada kenaikan harga beras. Selain itu, saat ini kita juga menghadapi situasi pasca libur panen, sehingga kondisi harga‑harga barang, termasuk beras, sedang melonjak," ungkap Rainard.
Menyikapi kondisi ini, Rainard menjelaskan bahwa daya beli masyarakat juga menurun, seiring dengan belum adanya produksi panen yang memadai. Menurutnya, meskipun harga beras mencapai titik tinggi, masyarakat saat ini masih kesulitan untuk mengaksesnya karena kondisi ekonomi yang lemah.
"Harga beras premium tertinggi sementara mencapai 17.000 rupiah dan beras dari Sulawesi mencapai 16.000 rupiah. Beras bersih dari Bulog di agen yang sudah bermitra standar harga 11.500 rupiah," jelas Rainard.
Ia menyampaikan bahwa pemerintah berencana mengelola stok beras melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengendalikan kenaikan harga. Namun, stok terbatas karena alokasi untuk program bantuan sosial (bansos) bagi keluarga kurang mampu.
"Kami meminta operasi pasar khusus untuk membantu masyarakat, namun belum bisa dilaksanakan karena stok yang ada masih difokuskan untuk Bansos," tambah Rainard.
Rainard mengingatkan masyarakat agar tidak panik dan mencari alternatif pangan lokal yang lebih terjangkau, seperti ubi, talas, dan jagung. Ia juga mengajak masyarakat untuk menghargai dan tidak membuang‑buang makanan yang tersedia, serta memanfaatkan situasi sulit ini sebagai peluang untuk belajar menghemat dan menghargai sumber daya yang ada.
"Ini adalah langkah sementara yang kita ambil, dan kita harapkan masyarakat untuk tetap bijak menghadapi kondisi sulit ini," pungkas Rainard. (dhe/cr20/cr6/cr23)
Ikuti Liputan Khusus POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.