Opini

Romantis Versus MSG: Memberi Pancing atau Ikan

Mereka yang turut mengambil bagian dalam makan bersama itu yang disebut Romantis alias rombongan makan gratis.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM
Pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka juga menyampaikan janji makan siang gratis kepada anak-anak sekolah sebagai investasi untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang. 

Setidaknya biaya konsumsi keluarga per bulan disuport dengan MSG. Hal yang juga berampak pada peningkatan ekonomi para penyedia MSG semisal UMKM atau kelompok tak bernama lainnya yang turut menyediakan MSG.

Selain itu, MSG juga dilihat sebagai upaya perbaikan gizi untuk generasi bangsa ini. Sebuah invetasi terbaik pemerintah dalam rangka menyiapkan generasi emas 2045.

Sebuah generasi yang berkualitas yang sangat ditunjang kesehatannya, juga asupan gizinya sejak dalam kandungan. Ini poinnya, sehingga MSG menjadi salah satu program Prabowo Gibran dari asta (delapan) program lainnya.

Memberi Pancing atau Ikan

Sebuah pelajaran kecil dari orang tua pada umumnya yang juga masih membenam di pikiran ini yakni memberi anak pancing bukan ikan.

Prinsip ini bermula dari seorang Lao Tzu yang populer: “Give a man a
fish, feed him for a day. Teach a man to fish, feed him for a lifetime.”

Kurang lebih bermakna yang artinya kurang lebih berikan seseorang ikan maka itu akan cukup mengisi perutnya untuk satu hari dan ajarkan ia untuk memancing maka akan dapat memberinya makan seumur hidup.

Prinsip ini adalah prinsip memandirikan seseoang agar ia tidak lagi tergantung pada orang lain. Bahkan bukan tidak mungkin seseorang akan terlena manakala sering dibantu. Sebuah upaya mengerdilkan motivasi
seseorang ketika hendak mandiri.

Seorang pengemis misalnya, akan tetap melakoni profesinya manakala tidak diberdayakan otak dan ototnya. Ia akan terus meminta karena tidak terikat pada sebuah peraturan atau yakut akan atasan.

Sebagai wali kelas, saya sering meyampaikan agadium di atas kepada orang tua atau wali saat pembelajaran daring di masa Covid-19.

Saya tidak mengharapakan jawaban orang tua dari tugas yang diberikan secara daring tetapi jawaban siswa atau peserta didik itu sendiri.

Meski orisinalitas jawaban siswa kadang diragukan tetapi saya juga mesti mengapresiasi peran serta orang tua dalam membelajarkan anaknya di rumah. Hal yang kemudian mesti dibatasi sehingga orang tua hanya sebagai fasilitator di rumah.

Terhadap MSG tentu berbeda sebagai dikemukakan pada awal tulisan ini. Meski begitu, tujuan dan sasaran mesti jelas. Jumlah anak-anak dan ibu hamil sebagaimna data di atas tentu asumsi setiap tahun.

Jumlah bisa berubah tiap tahun bahkan tiap tahun. Tentu ini membutuhkan kecermatan pendataan sehingga pemberian MSG tidak salah sasaran.

Siapapun menteri yang ditunjuk Presiden mengurusi MSG adalah orang yang cerdas dan berhati nurani. Dua kemampuan sebagai modal dasar terhindar dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved