KKB Papua

Jenderal Maruli Simanjutak Tak Percaya KKB Papua Soal Pilot Susi Air: Mereka Itu Tidak Konsisten

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Maruli Simanjuntak tak percaya dengan pernyataan TPNPB-OPM yang biasa juga disebut KKB Papua.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
TIDAK KONSISTEN – KKB Papua itu tak bisa dipercaya. Kelompok itu sama sekali tidak konsisten. Makanya KASAD, Jenderal Maruli Simanjuntak tak percaya kalau KKB Papua segera membebaskan pilot Susi Air, Philips Mark Merthens. 

Apalagi, kata Khairul selama ini pemerintah sudah melakukan pendekatan secara persuasif. "Pemerintah Selandia Baru juga akan memahami posisi Indonesia dan akan bersikap sama kalau beradapan dengan situasi seperti ini," ujar Khairul.

Janji Omong Kosong

Khairul mengatakan pernyataan KKB Papua yang akan segera membebaskan Kapten Philips hanya omong kosong belaka.

Untuk itu, sebaiknya TNI/Polri terus dimobilisasi mendekati area di mana Kapten Philips berada untuk pengintaian agar mendapat informasi situasi serta meningkatkan posisi tawar pemerintah untuk negosiasi sekaligus untuk menilai peluang dilakukan dievakuasi tanpa menunggu kesepakatan negosiasi. 

"Bahwa kehati-hatian merupakan aspek penting dalam operasi. Media juga perlu memberi pemahaman pada publik bahwa harus ada sejumlah hal yang kontrapoduktif dan justru membahayakan jika dijelaskan secara gamblang. Mengingat setiap informasi mungkin bisa diakses oleh KKB," ujarnya.

Sementara untuk membebaskan Kapten Philips, kata Khairul, pemerintah bisa melakukan berbagai Langkah baik itu bersifat lunak maupun keras.

Pembebasan Tanpa Syarat

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII) Usman Hamid juga menyerukan pembebasan Kapten Philips, tanpa syarat, dan dalam keadaan sehat serta secara damai.

"Dengan memperhatikan rasa kemanusiaan, kami meminta saudara Egianus Kogoya agar segera membebaskan saudara Mehrtens dalam keadaan sehat dan secara damai," tulis Usman di Jakarta.

Usman pun mengaku memahami dan menghormati perjuangan yang dilakukan oleh Kogoya dan kelompok bersenjata pro-kemerdekaan di Papua.

"Kami menyatakan prihatin dengan situasi kemanusiaan di Tanah Papua. Banyak warga masih mengalami penderitaan akibat pelanggaran hak asasi manusia dan berada dalam pengungsian. Banyak yang mengalami ketakutan dan trauma atas tindak kekerasan yang berakibat jatuhnya korban jiwa dan hilangnya kesempatan untuk hidup aman, damai, dan sejahtera," ujar dia.

Namun, Usman juga meminta Kogoya dan kelompoknya menyadari pentingnya menghormati hukum yang melarang penyanderaan.

"Kami memahami dan menghormati perjuangan yang dilakukan oleh saudara-saudara di Papua agar hak-hak asasi manusia dihormati, dimajukan, dan dilindungi. Kami percaya, saudara Mehrtens juga mengalami ketidaknyamanan selama setahun ini, keluarganya pun mengalami kesedihan, kesusahan dan kerinduan yang mendalam," tulis Usman. 

Baca juga: KKB Papua Diminta Tak Ganggu Pemilu 2024: Kalau Ada yang Langgar, Itu Bukan Perintah Saya

Baca juga: Usai Bakar Puskesmas Omukia, KKB Papua Bakar Lagi Puskesmas di Erobaga

Baca juga: Bicarakan Nasib Pilot Susi Air, Dubes Selandia Baru Temui Kapolda Papua

Dengan pembebasan itu, maka Kapten Mehrtens bisa berkumpul kembali dengan keluarga dan saudara-saudaranya di negara asalnya, Selandia Baru.

Ia pun mendorong pemerintah untuk tetap mengedepankan cara-cara damai melalui dialog dalam upaya pembebasan Kapten Mehrtens.

"Jalan kekerasan melalui pengerahan aparat keamanan dan operasi militer harus dihindari," tandasnya. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved