Respon Kritis SEJUK Atas Kasus Kematian Transpuan Dessy Oktovianus Tafuli di Kupang NTT

Tidak perlu mengalami dulu diskriminasi dan persekusi untuk mampu berempati pada mereka yang terzalimi.

|
zoom-inlihat foto Respon Kritis SEJUK Atas Kasus Kematian Transpuan Dessy Oktovianus Tafuli di Kupang NTT
pk/ho
Manajer Advokasi dari Serikat Jurnalis untuk Keberagaman atau SEJUK, Thowik

POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Tidak perlu mengalami dulu diskriminasi dan persekusi untuk mampu berempati pada mereka yang terzalimi.

Demikian penegasan Manajer Advokasi dari Serikat Jurnalis untuk Keberagaman atau SEJUK, Thowik, merespon kasus penganiyaan hingga menyebabkan kematian terhadap Dessy Aurelia Sasmita alias Oktovianus Tafuli (33), salah seorang transpuan di Kupang, tanggal 23 Desember 2023. 

Kepada Pos Kupang melalui pesan WhatApp, Rabu (27/12) sore, Thowik menyatakan keprihatinannya atas kasus Dessy di Kupang.

Baca juga: Polisi Ungkap Penyebab Meninggalnya Transpuan di Kupang

Menurutnya, tahun 2023 belum habis, kini kembali terjadi pembunuhan terhadap transpuan secara sadis di Kupang, Provinsi NTT.

"Ketika pimpinan daerah, pejabat dan aparat tidak mengakui warga dengan gender dan seksual minoritas bahkan ramai-ramai mengkriminalisasi mereka melalui kebijakan dan aturan-aturannya, pada saat itu juga negara sedang 'mencontohkan publik untuk menyingkirkan dan merepresi komunitas LGBTQ," katanya. 

Sejumlah sahabat, keluarga dan anggota Komunitas IMoF NTT, saat mendoakan jenazah Dessy alias Oktavianus, di kamar jenazah RS Leona Kupang, Sabtu (23/12) sore.
Sejumlah sahabat, keluarga dan anggota Komunitas IMoF NTT, saat mendoakan jenazah Dessy alias Oktavianus, di kamar jenazah RS Leona Kupang, Sabtu (23/12) sore. (POS KUPANG/NOVEMY LEO)

Setelah mencuat kabar transpuan di Tangerang dibunuh kemudian dib*kar pada 9 November lalu, transpuan di Kupang dibunuh oleh sekelompok orang pada 23 Desember.

"Tiadanya pengakuan pemerintah Indonesia terhadap keberagaman gender dan seksual berdampak pada menguatnya kebencian masyarakat terhadap mereka yang terus mengalami kerentanan," nilai Thowik.

Baca juga: Dua Jam Jenazah Dessy Diotopsi, Dokter Forensik RSB Kupang Sebut Ada Sesuatu yang Mencurigakan

 Thowik mengungkapkan, riset opini publik Indonesia terkait kelompok-kelompok minoritas atau yang tidak disukai yang dirilis SMRC 1 Juni 2022 menunjukkan rendahnya rasa hormat publik Indonesia terhadap mereka yang berbeda.

 "Publik enggan hidup berdampingan dengan kelompok minoritas," katanya.

Dirincikannya, sebanyak 51 persen responden keberatan bertetangga dengan Yahudi, 57 persen dengan ateis, dan 68 persen dengan LGBT.

Baca juga: Selamat Jalan Dessy Oktovianus, Aktivis Kecam Tindak Kekerasan Terhadap Transpuan

Bahkan, demikian Thowik, dari survei SMRC yang mewawancarai 1.220 responden seluruh Indonesia ini menunjukkan 49,3 persen responden menyatakan tidak atau sangat tidak setuju bahwa LGBT wajib dihargai sebagai manusia.

"Tidak perlu mengalami dulu diskriminasi dan persekusi untuk mampu berempati pada mereka yang terzalimi," kata Thowik.

Untuk diketahui, pada tanggal 23 Desember 2024 sekitar pukul 07.00 Wita, Dessy Aurelia Tafuli ditemukan oleh masyarakat sudah merenggang nyawa di TKP.

Baca juga: Jaringan Solidaritas Harap Putusan Adil Bagi Korban Dessy Tafuli di PN Kupang

Temuan itu dilaporkan ke Polisi dan aparat kepolisian tiba di TKP dan membawa korban ke Rumah Sakit Leona Kupang.
Namun setelah beberapa jam dirawat di RS Leona Kupang, transpuan Dessy Aurelia Tafuli meninggal dunia.

Kemudian, jenazah Dessy Aurelia Tafuli disemayamkan di rumah Pelangi, IMoF NTT di BTN Kolhua, Kota Kupang.     

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved