Berita NTT

Kekerasan dan Intimidasi Mahasiswa Papua, Ini Tuntutan LBH Papua ke Polda NTT dan Kemenkumham NTT

Direktur Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Papua Emanuel Gobay pun menyampaikan tuntutan terkait insiden kekerasan dan intimidasi itu. 

Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Pembubaran aksi mahasiswa Papua di Jalan El Tari Kota Kupang NTT, 1 Desember 2023. 

Permohonan Maaf Ikatan Keluarga Flobamora

Ikatan Kerukunan Flobamora di Papua menyampaikan permohonan maaf atas insiden kekerasan dan intimidasi yang dialami 22 mahasiswa Papua di Kupang NTT. 

Dalam video yang beredar, Kepala Suku Besar flobamora Kabupaten Nabire didampingi para ketua suku seperti Lamaholot, Atambua, Alor, Hamba Tuhan serta tokoh pemuda menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. 

"Kami menyatakan permohonan maaf atas kejadian yang menimpa saudara-saudara, adik-adik kami di Kupang pada 1 Desember 2023 kemarin. Kami sangat menyesal atas kejadian tersebut dan kami mohon maaf yang sebesar besarnya," demikian pernyataan Ketua Ikatan Kerukunan Flobamora atau Kepala Suku Besar Flobamora Kabupaten Nabire. 

Mereka berharap pihak kepolisian dari Polda NTT menindaklanjuti untuk mengusut dan menangani insiden tersebut.   

Selain di Nabire, Ikatan kerukunan Flobamora Kota Sorong juga menyampaikan permohonan maaf kepada Dewan Adat Papua III Doberay pada Senin (4/12/2023). Mereka juga mengecam tindakan tersebut.  

Ketua Flobamora Kota Sorong, Marthinus Lende Mere mengutuk dengan tegas tindakan penganiayaan tersebut, dan berjanji akan membentuk tim untuk mengawal proses hukum terhadap kasus ini, agar para tersangka mendapatkan hukuman sesuai perbuatannya.

Dewan Adat Papua III Doberay, Paul Finsen Mayor mengapresiasi, tindak ikatan kerukunan Flobamora yang dengan cepat menyikapi kasus ini. Dengan harapan para pelaku dapat dipublis didepan umum oleh kapolda nusa tenggara timur. Ketua dewan adat juga berkomitmen menjamin keslamatan dan keamanan warga NTT di Tanah Papua.

 

Sikap Polda NTT

Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur ( Kapolda NTT ), Irjen Pol Johni Asadoma menegaskan, pihak kepolisian memberikan jaminan keamanan bagi seluruh warga atau mahasiswa Papua di NTT. 

Kapolda mengatakan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan ormas terhadap mahasiswa Papua saat aksi unjuk rasa di Kota Kupang tidak mewakili masyarakat NTT.

Mantan Kadiv Hubinter Polri itu menyebut, tindak kekerasan yang dilakukan ormas itu adalah perilaku overacting atau tindakan yang berlebihan.

"Ini adalah tindakan sekelompok orang yang bisa dikatakan waktu itu (mereka) overacting atau emosi sesaat, tetapi saya tegaskan itu tidak mewakili masyarakat NTT," ujar Irjen Johni Asadoma di Labuan Bajo, Senin (4/12/2023) lalu.

Jenderal bintang dua itu menyatakan tindakan intimidasi ormas terhadap mahasiswa Papua yang sedang berorasi tidak bisa dibenarkan.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved