Munas XIV Unio Indonesia
Romo Paschal dari Kepulauan Riau Bicara Masalah TPPO di Munas XIV Unio Indonesia di Ngada NTT
Romo Paschal, demikian sapaannya, sudah dikenal sebagai ulama yang berjuang membongkar mafia perdangan orang di Kepulauan Riau.
Setiap saat terjadi; bahkan ketika kita sedang berjumpa sesama, maka di sana ada orang-orang yang justru malah sedang diperdagangkan.
Kata Paus Fransiskus, perdagangan orang adalah luka terbuka pada masyarakat masa kini dan luka terbuka pada Tubuh Kristus.
Perdagangan orang adalah luka kemanusiaan dalam diri para korban dan keluarga mereka. Luka terbuka pada hati nurani kita.
Luka-luka yang semestinya menjadi perhatian kita dalam beriman. Kita seharusnya tidak diam. Membuka mata untuk melihat, membuka hati untuk menjadi peka, dan membuka tangan untuk siap membantu.
Buka mata, hati dan berbelarasa
Romo Paschalis mengajak berbagai pihak agar memutus mata rantai keluguan umat atau ketidakpahaman masyarakat atas fenomena perbudakan.
Dalam hal ini korban justru malah sering tidak tahu dan tidak peka akan bahaya yang mengintai. Karena hidup keseharian mereka ini setiap hari sungguh didera kebutuhan mendesak untuk hidup. Ada tekanan keterpaksaan karena tidak berdaya.
1. Mari kita memutus mata rantai kebisuan penguasa yang membungkam suara korban. Karena kalau persoalan ini diangkat pasti akan membuat tersinggung pemerintah maupun lembaga pemberi kerja internasional lainnya.
2. Mari kita memutus mata rantai interest atau keuntungan di balik perbudakan, khususnya para penguasa yang berbelit (ada persoalan lain yang lebih penting). Padahal sebenarnya, mereka gagal untuk memberantasnya (asas manfaat, investasi ekonomi, devisa, baik langsung maupun tidak langsung.
3. Mari kita memutus mata rantai ideologi yang melegitimasi bahwa penghambaan atau perbudakan adalah layak dan dimungkinkan sebagai takdir.
4. Mari kita memutus mata rantai rasa puas diri, menolak untuk meninggalkan zona aman kehidupannya, meskipun di sekelilingnya marak terjadi perbudakan.
5. Menghindarkan diri untuk terlibat dalam persoalan ketidakadilan dan penindasan ini karena menganggap bahwa persoalan tersebut bukan urusannya.
6. Mari kita memutus mata rantai blind eye - aksi tutup mata dan hati para pemegang kekuasaan atau pemerintah dan korporasi penyebab perbudakan.
7. Mari kita memutus mata rantai perbudakan itu sendiri dengan membangun dan memperkuat gerakan anti perbudakan modern secara luas dan solid.
Akan terus terjadi
Munas XIV Unio Indonesia
Romo Chrisantus Paschalis Saturnus
Romo Paschal
Tindak Pidana Perdagangan Orang
TPPO
Aloysius Liliweri
Andreas Paru
Bupati Ngada
Berpastoral di Tengah Arus Migrasi
Berita Ngada
POS-KUPANG.COM
BERITA POPULER- Terduga Pelaku Penikaman Warga, Kajari Rote Ndao Sebut Tersangka, Sosok Violeta Baun |
![]() |
---|
LLDIKTI XV Bantah Tuduhan Penyalahgunaan Fasilitas Negara hingga Proyek Fiktif |
![]() |
---|
UPDATE Jadwal Kapal Pelni KM Labobar September 2025: Kaimana, Dobo, Tual, Banda, Ambon |
![]() |
---|
Diatas Kertas Ideal, Tapi Prakteknya Adil dan Setara untuk Kelompok Rentan itu Belum Tentu Terwujud |
![]() |
---|
Ramalan Shio Besok Jumat 29 Agustus 2025: Tikus Waspada Penipuan, Monyet Finansial Sehat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.