Berita NTT
Perlakuan Tidak Manusiawi Kepala SD di TTS, Minta Siswa Jilat Tembok dan Makan Kertas
Kepala sekolah (Kepsek) berinisial SEEH diduga telah menghukum tiga siswa dengan hukuman yang tidak biasanya yakni menyuruh siswa menjilat tembok
POS-KUPANG.COM - Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Kualin Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga memperlakukan anak didiknya secara tidak manusiawi.
Kepala sekolah (Kepsek) berinisial SEEH diduga telah menghukum tiga siswa dengan hukuman yang tidak biasanya yakni menyuruh siswa menjilat tembok, menjilat kaca, menjilat pintu sekolah, dan makan serta menelan kertas buku.
Ketiga siswa masing-masing berinisial JT, AB dan SB kemudian mengadukan hal tersebut ke orang tua dan Ketua DPC Posko Perjuangan Rakyat (POSPERA) Kabupaten TTS, Yorim Fallo.
Baca juga: Setelah Urunan Bangun Kantor Desa Termegah, Ini yang Akan Dilakukan Kades dan Warga Desa Toi TTS
Baca juga: Kasus Kematian Pasien di RSUD SoE, Penyidik Polres TTS Periksa 9 Saksi
Dikutip dari Kompascom, pengakuan ketiga siswa itu disampaikan kepada Ketua DPC POSPERA TTS dalam video berdurasi 4 menit 11 detik.
JT mengaku, dianiaya kepala sekolah mereka berinisial SEEH, karena bermain sumpit-sumpitan menggunakan sedotan bekas es cendol di dalam kelas pada Senin (18/09/2023) lalu.
Dia menuturkan, kejadian itu bermula saat mereka keluar sekolah. JT, AB dan SB masih berada di dalam kelas dan bermain sumpit-sumpitan. Teman-temannya yang lain lalu memberitahukan hal itu kepada SEEH.
Sang kepala sekolah, lalu memanggil ketiganya berdiri di depan sekolah dan mencontohkan cara bermain sumpit-sumpitan.
Baca juga: BPDAS Benain Noelmina Kembangkan 375 Hektare Kasuari di Desa Lelobatan Kabupaten TTS
"Setelah itu, ibu suruh kami tiga jilat tembok, jilat pintu dan jilat kaca. Setelah itu makan kertas dan telan," ungkap JT.
JT mengatakan, jika tidak menelan kertas maka ketiganya tidak akan pulang sekolah. Saat diperlakukan seperti itu, semua teman-teman mereka menyaksikan langsung. Tak hanya sampai disitu, JT dan SB pun dipukul menggunakan kayu.
"Saya dipukul sebanyak tiga kali dan teman SB dipukul sekali,"ungkap JT.
Selain pakai kayu, JT juga dipukul pakai tangan berulangkali di tubuhnya. Karena tak tahan dipukul, JT akhirnya menangis. Akibat dipukul, tubuh bocah itu sempat kesakitan dan ada tanda di lengan kiri bagian atas.
Orangtua yang mengetahui kejadian itu, lalu bersama JT mendatangi Markas Polsek Kualin, TTS, untuk membuat laporan polisi.
Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda NTT Komisaris Besar Polisi Ariasandy.
"Kasus ini telah dilaporkan pada tanggal 18 September 2023, dengan laporan polisi nomor LP/B/25/IX/2023/Sek Kualin/Res TTS/Polda NTT," kata Ariasandy, kepada Kompas.com, Kamis sore.
Para korban lanjut Ariasandy, telah divisum et rerpertum. Saat ini, polisi sedang memeriksa sejumlah saksi dan rencananya memanggil terlapor untuk dimintai keterangan. (*)
Berita ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.