Malaka Terkini

Kasus DBD di Malaka Menurun Sepanjang 2025

Setiap kali ada laporan kasus, tim Dinas Kesehatan bersama petugas puskesmas setempat langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan epidemiologi

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/KRISTOFORUS BOTA
BIDANG PENCEGAHAN - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, Wilfrida M. Ukat di ruang kerjanya, Senin (6/10/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota

POS-KUPANG.COM, BETUN - Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka melaporkan tren kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun 2025.

Berdasarkan data yang dihimpun sejak Januari hingga September 2025, tercatat hanya tiga kasus DBD, menurun dibandingkan tujuh kasus yang terjadi sepanjang tahun 2024.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Wilfrida M. Ukat, saat ditemui di ruang kerjanya.

“Dibandingkan dengan tahun lalu, kita lihat kasus ini menurun. Tahun 2024 ada tujuh kasus, sedangkan tahun ini hingga September hanya tiga kasus. Kita berharap sampai dengan Desember tidak ada tambahan kasus lagi,” ujar Wilfrida, Senin (6/10/2025).

Menurut Wilfrida, tiga kasus DBD yang dilaporkan pada tahun 2025 terjadi di tiga lokasi berbeda, yakni Desa Weoe, Kecamatan Wewiku, Desa Tunabesi, Kecamatan Io Kofeu, dan Desa Uabau, Kecamatan Laenmanen. Ketiga kasus tersebut seluruhnya dialami oleh anak-anak.

Setiap kali ada laporan kasus, tim Dinas Kesehatan bersama petugas puskesmas setempat langsung bergerak cepat melakukan penyelidikan epidemiologi (PE).

Kegiatan itu mencakup penelusuran rumah pasien dan lingkungan sekitar untuk menemukan kemungkinan sumber penularan.

Baca juga: Polres Malaka Tetapkan Standar Pelayanan Publik Ramah Kelompok Rentan

“Setelah dilakukan identifikasi, kami berkoordinasi dengan puskesmas dan pemerintah desa untuk melaksanakan pengasapan atau fogging dengan radius sekitar 200 meter dari titik kasus, serta kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” jelas Wilfrida.

Ia menambahkan, setiap satu kasus DBD wajib diikuti dengan setidaknya satu kali kegiatan fogging setelah PSN dilakukan. Langkah itu dilakukan untuk memutus rantai penularan dan mencegah munculnya kasus baru.

Selain itu, Wilfrida mengingatkan bahwa penyakit DBD cenderung meningkat pada masa pancaroba atau peralihan musim. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan selama tiga tahun terakhir, wilayah pedesaan menjadi area dengan tingkat sebaran kasus tertinggi dibandingkan dengan kawasan perkotaan.

Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar terus menerapkan gerakan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

“Gerakan 3M Plus ini penting dilakukan secara rutin. Pencegahan paling efektif dimulai dari lingkungan rumah. Kalau masyarakat aktif menjaga kebersihan, kita bisa mencegah penyebaran DBD sejak dini,” pungkas Wilfrida.

Dengan tren penurunan kasus itu, Dinas Kesehatan Malaka berharap masyarakat semakin sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan berperan aktif dalam upaya pencegahan penyakit DBD di seluruh wilayah Kabupaten Malaka. (ito)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved